Mohon tunggu...
Prasetyo Adi Wibowo
Prasetyo Adi Wibowo Mohon Tunggu... Guru - Guru

Seorang yang sedang belajar untuk menulis

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Kreatifitas Guru dalam Menggunakan Strategi Pembelajaran Bahasa Indonesia di Kurikulum 2013

8 Desember 2022   13:50 Diperbarui: 8 Desember 2022   13:56 267
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ciri guru kreatif sebagaimana telah disebutkan pada Buku Kompetensi Kepribadian ialah (1) cenderung melihat suatu persoalan sebagai tantangan untuk menunjukkan kemampuan diri; (2) cenderung memikirkan alternatif solusi/tindakan yang tidak dilakukan oleh orang-orang pada umumnya atau bukan sesuatu yang sudah biasa dilakukan; (3) tidak takut untuk mencoba hal-hal baru; (4) mau belajar mempergunakan cara, strategi, teknik dan peralatan baru; (5) tidak takut dicemoohkan oleh orang lain karena berbeda dari kebiasaan; (6) tidak malu bertanya berbagai informasi tentang sesuatu hal yang dianggap menarik; (7) tidak cepat puas terhadap hasil yang diperoleh; (8) toleran terhadap kegagalan dan frustasi; (9) memikirkan apa yang mungkin dapat dilakukan atau dikerjakan dari suatu kondisi, keadaan atau benda; (10) melakukan berbagai cara yang mungkin dilakukan dengan tetap berdasar pada integritas,  kejujuran, menjujung sistem nilai,  dan bertujuan positif; (11) tindakan yang dilakukan efektif, efisien, dan produktif. Jadi salah satu poin yang menyatakan salah satu ciri guru kreatif adalah mau belajar mempergunakan cara, strategi, teknik dan peralatan baru dalam pembelaran.

Penggunaan strategi pembelajaran sebagai salah satu kreatifitas guru memeliki beberapa definisi. Menurut Ahmadi dkk (2011:8), strategi pembelajaran merupakan cara-cara yang akan dipilih dan digunakan oleh seorang pengajar untuk menyampaikan materi pelajaran sehingga akan memudahkan peserta didik mecapai tujuan pembelajaran yang diharapkan akan dikuasainya di akhir kegiatan belajarnya. Senada dengan Ahmadi dkk, Suprihatiningrum (2014:153) mendefinisikan strategi pembelajaran adalah rancangan prosedural yang memuat tindakan yang harus dilakukan guru dalam proses pembelajaran untuk mencapai sebuah tujuan. Jadi dapat diambil kesimpulan, strategi pembelajaran adalah serangkaian cara yang telah dirangcang guru yang didalamnya memuat materi pembelaran dan cara pengajaran yang akan dilaksanakan guna mencapai tujuan pembelajaran sesuai dengan kondisi siswa yang akan menjadi target pembelajaran.

Strategi pembelajaran yang dipilih guru selayaknya didasari dari berbagai pertimbangan sesuai situasi, kondisi, dan lingkungan yang dihadapinya. Gerlach dan Ely (dalam Ahmadi dkk, 2011:9) menjelaskan pola umum pemilihan strategi pembelajaran yang digambarkan melalui pemilihan strategi pembelajaran yang didasari pada prinsip efisiensi, efektivitas, dan keterlibatan peserta didik. Efisiensi, menuntut adanya penggunaan strategi pembelajaran yang tepat dan pemilihan metode yang mendukung tercapainya tujuan yang telah ditetapkan. Efektivitas, diajukan untuk menjawab pertanyaan seberapa jauh tujuan pembelajaran telah dicapai peserta didik. Perlu dijadikan catatan bahwa strategi yang paling efisien sekalipun tidak otomatis merupakan strategi yang efektif. Keterlibatan peserta didik, hal ini sangat dipengaruhi tantangan yang dapat membangkitkan motivasinya dalam pembelajaran.

Hakikatnya pada pembelajaran Bahasa Indonesia terdapat empat keterampilan yang digunakan, yaitu keterampilan menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Dalam kurikulum 2013, keterampilan tersebut tidak diajarkan terpisah seperti halnya pada kurikulum KTSP. Keterampilan berbahasa diajarkan dengan terintegrasi satu sama lain. Walaupun demikian, menurut hemat penulis, guru tetap harus menekankan penguasaan siswa pada keterampilan tersebut. Hal tersebut dikarenakan penguasaan setiap keterampilan tersebut memiliki peran yang menentukan dalam berkomunikasi.

Masing-masing keterampilan tersebut dapat diajarkan menggunakan strategi yang khusus. Guru harus mampu mengklasifikasikan bagian-bagian dalam pembelajaran, manakah yang merupakan keterampilan menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Untuk pembelajaran yang didalamnya terdapat keterampilan menyimak guru dapat menggunakan strategi Two Stay Two Stray (Suprijono, 2011: 93-94). Langkah dalam strategi ini prinsipnya ialah siswa mendiskusikan sebuah permasalahan secara kelompok. Setelah berdiskusi intrakelompok usai, dua orang dari masing-masing kelompok meninggalkan kelompoknya untuk bertamu dan berdiskusi dengan kelompok yang lain. Anggota kelompok yang tidak mendapat tugas sebagai duta (tamu) mempunyai kewajiban menerima tamu dari suatu kelompok dan berdiskusi. Setelah kembali ke kelompok asal, baik siswa yang bertugas bertamu maupun yang bertugas menerima tamu mencocokkan dan membahas hasil kerja yang telah mereka tunaikan. Selain melibatkan kegiatan menyimak sebanyak dua kali, model Two Stay Two Stray ini memberikan kesempatan terhadap siswa untuk menentukan konsep mereka sendiri dengan cara memecahkan masalah.

Pembelajaran Bahasa Indonesia yang didalamnya terdapat keterampilan berbicara dapat menggunakan strategi Examples non examples. Strategi Examples non examples adalah metode belajar yang menggunakan contoh-contoh dari sebuah kasus/gambar yang relevan dengan materi yang dibahas. Examples non Examples merupakan model pembelajaran dengan mempersiapkan gambar, diagram atau table sesuai materi bahan ajar dan kompetensi. Sajian gambar ditempel atau memakai OHP, dengan petunjuk guru siswa mencermati gambar, lalu diskusi kelompok tentang sajian gambar tadi, persentasi hasil kelompok, bimbingan penyimpulan, evaluasi, dan refleksi (Suyatno, 2009 : 73). Melalui media yang digunakan dalam strategi ini, siswa melatih kemampuan berbicara dengan berkomentar mengenai permasalahan yang ada dalam media.

Pembelajaran Bahasa Indonesia yang didalamnya terdapat keterampilan membaca guru dapat menggunakan strategi Think, Predict, Read, Connect (Haggard, dalam Rudell 1989:233). Strategi ini membuat siswa melakukan proses berpikir, memprediksi, membaca, dan mengoneksikan prediksi dengan isi bacaan. Dalam proses membaca, siswa akan menemukan informasi-informasi yang sesuai ataupun tidak sesuai dengan prediksi, dan informasi yang belum pernah diperoleh sebelumnya. Informasi tersebut selanjutnya dikoneksikan sehingga terbentuk sebuah konsep pemahaman baru.

Pembelajaran Bahasa Indonesia yang didalamnya terdapat keterampilan menulis dapat menggunakan strategi ROPES yang dikemukakan pertama kali oleh Hunts (Dalam Majid 2011: 99-101). Strategi pembelajaran yang dikemukakan oleh Hunst yang merupakan singkatan dari Review (tinjauan), Overview (ikhtisar), Presentation (presentasi), Exercise (latihan), and Summary (kesimpulan). Kelima kepanjangan dari ROPES ini sekaligus menjadi tahapan atau langkah yang disusun secara sistematik untuk menerapkan suatu proses pembelajaran.

Strategi pembelajaran tersebut hanyalah beberapa contoh yang dapat digunakan dalam pembelajaran. Jadi, pembelajaran bahasa indonesia yang baik hendaknya dirancang agar membebaskan peran guru dalam mengembangkan kreativitas, salah satunya dalam menggunakan strategi pembelajaran secara mikro maupun makro, sehingga guru dapat merancang pembelajaran yang sesuai dengan kondisi kelas pada saat itu.

Variasi Mengajar Sebagai Penunjang Guru dalam Meningkatkan Efektivitas Penggunaan Strategi

Penerapan strategi dalam pembelajaran harus ditunjang dengan adanya variasi mengajar. Variasi mengandung beberapa arti, yaitu 1) tindakan atau hasil perubahan dari keadaan semula; 2) selingan; 3) bentuk (rupa) yang lain; 4) perubahan rupa (bentuk) yang turun-temurun pada binatang yang disebabkan oleh perubahan lingkungan (Depdiknas, 2003:1259). Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa variasi mengajar dalam dunia pendidikan adalah bermacam atau beragamnya bentuk (rupa) kegiatan yang dilakukan oleh guru dalam menyajikan materi pelajaran kepada siswa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun