Manusia yang berwatakkan puasa maksudnya yaitu dalam pikiran dan tingkah lakunya, budi pekerti dan tabiatnya sehari-hari, yang menjadi ciri dari manusia tersebut adalah juga ciri dari puasa dalam arti seluas-luasnya. Misalnya saja dalam hal menahan diri, seorang yang berwatakkan puasa akan pandai menahan diri dalam hal apapun: menahan marah, tidak menikah, dan hal-hal yang lain. Kemudian juga karena puasa itu ibadah yang tersembunyi, maka seorang yang berwatakkan puasa akan sangat piawai dan sabar dalam menyembunyikan sesuatu dalam dirinya: perasaan, pikiran, dan lain-lain. Selain itu, seorang ahli puasa dalam menjalankan puasanya memiliki ciri tidak menuntut apapun pada dirinya sendiri atau sekelilingnya. Maka seorang yang berwatakkan puasa pun demikian halnya, dalam urusan apapun ia cenderung untuk tidak menutut dirinya, orang lain, atau siapa pun juga.
Tentunya masih banyak lagi ciri-ciri manusia yang berwatakkan puasa. Yang kesemuanya itu, menurut hemat saya, semakin memperkaya batin manusia yang bersangkutan. Dan dengan itu, karena tingkat intensitas puasa yang sering sampai ia menjadi watak bagi pelakunya, dapat menjadi sarana perubahan bagi manusia menuju ke arah kebaikan. Maka perubahan itu tiada pernah salah, karena selain Dia yang kuasa, segala sesuatu di semesta raya, sekecil apapun itu, akan mengalami perubahan juga. (sai)
Pondok Aren
07 Desember 2011
Kompasiana | Blogspot
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H