Tak berapa lama tiga orang pun keluar. Tak seperti dua orang sebelumnya, mereka mengobrol dan tampak santai menuju gerbang utama.
Mbakyu Tri mengusap dahinya, apa yang sedang terjadi? Apa yang mereka rencanakan? Siapa orang yang mereka lindungi?
Tiba-tiba warga berteriak menunjuk pada tiga orang yang bertengkar hebat dekat gerbang utama. Jurus-jurus membabi buta.
Mbakyu geleng-geleng kepala. Di mata orang awam jurus-jurus itu tampak nyata dan menyakitkan. Tapi dia tahu ketiga orang ini sedang bersandiwara. Dilihatnya Pendekat Misterius menarik orang berjubah itu keluar saat prajurit penjaga gerbang menengahi mereka yang sedang berkelahi.
Lalu salah satu dari mereka tiba-tiba loncat dan pergi. Mbakyu Tri melihat suaminya mengejar pendekar Gegurit Wungu diikuti oleh pendekar Padi Emas yang berteriak. Pendekar-pendekar gila, geleng mbakyu Tri.
Tiba-tiba ia ingat ikan wadernya di penggorengan. Lupa kalau sedang bersembunyi, ia berlari cepat ke arah Pawon Materakata. Dihentakkannnya pintu depan dan berlari ke dapur.
Asap dan wangi gosong ikan tidak memenuhi ruangan. Mbakyu Tri heran. Anehnya ada aroma harum yang belum pernah dikenalnya dari arah dapur. Sudah menduga walau tetap terkejut, di dapurnya mbakyu Tri mendapati seorang gadis cantik duduk bersila.
"Mbakyu, ikannya saya angkat. Khawatir gosong dan mohon maaf saya tadi menyeduh teh karena lelah sekali diperjalanan".
Dilihatnya darah memenuhi baju indah gadis itu. Bahu kirinya terlihat terbebat seadanya dan tangan kanannya memegang pinggangnya yang tampaknya juga terluka.
"Putri Harum Hutan? ..." Lirih Mbakyu Tri.
[caption id="attachment_300729" align="aligncenter" width="457" caption="Gambar: calmthings.blogspot.com"]