Mohon tunggu...
Padepokan Rumahkayu
Padepokan Rumahkayu Mohon Tunggu... -

Padepokan rumahkayu adalah nama blog yang dikelola oleh dua blogger yang suka bereksperimen dalam menulis, yakni Suka Ngeblog dan Daun Ilalang. 'Darah di Wilwatikta' ditulis bergantian oleh keduanya dengan hanya mengandalkan 'feeling' karena masing- masing hanya tahu garis besar cerita sementara detilnya dibuat sendiri-sendiri. \r\nTulisan- tulisan lain hasil kolaborasi kedua blogger ini juga dapat ditemukan di kompasiana.com/rumahkayu

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Darah di Wilwatikta Eps 54: Keharuman di Pawon Manterakata

10 November 2013   21:24 Diperbarui: 24 Juni 2015   05:20 729
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13840938912059798700

Wajah Mbakyu Tri yang panik seketika berubah. Ia menegakkan tubuhnya dan menarik nafas. Tidak sembarang orang yang tahu kalau MbakYu Tri penjual nasi wader di Trowulan adalah seorang pendekar. Ia akhirnya paham hawa panas yang dirasakannya ternyata hawa pertempuran.

Ia membuka pintu depan warungnya dan mengamati keadaan. Orang-orang masih berlarian atau berjalan cepat. Tapi masih banyak juga orang yang berbelanja di kios-kios.

Mbakyu Tri menuju lapangan Bubat dengan langkah cepat. Sembari ditundukkannya pandangan. Ia melepas ajian numpak kabut, sebuah ajian yang membuatnya tidak diperhatikan orang-orang sekitarnya.

Ia terkejut bukan kepalang menyaksikan pertempuran di Lapangan Bubat. Tampak olehnya prajurit Sunda dibantai oleh prajurit Majapahit dengan jumlah yang tak seimbang.

"Gusstti...!" Kali ini MBakYu Tri berteriak dalam hati penuh amarah.

Tapi ia tahu ia tak bisa bertindak. Ia menghela nafas dan mengusap air mata yang mengalir di pipinya. Air mata kepedihan dan kemarahan yang tertahan.

Ia hampir membalikkan badannya saat ia melihat Pendekar Padi Emas berjalan bersama seorang berpakaian prajurit Majapahit ke arah kios Mbah Wongso.

MbakYu Tri heran tapi tidak curiga. Siapa gerangan orang ini? Mengapa pendekar Padi Emas berjalan bersamanya?

Mbakyu Tri mengikuti. Saat Pendekar Padi Emas menghilang dibelakang kios, ia menunggu.

Beberapa saat Mbakyu Tri berdiri dibalik bayang-bayang sebuah pohon besar disamping kios jamu mengamati kios gerabah mbah Wongso. Berpikir tentang pertempuran yang terjadi dan amarah yang masih mendekam di dadanya.

Ia hampir tak memerhatikan dua orang yang keluar mengendap dari kios mbah Wongso. Seorang bercaping dan seorang berjubah besar. Mereka menjauh dan bergerak tak kentara di antara keriuhan pasar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun