Parahnya, masa sekarang sedang pandemi Covid-19, banyak karyawan di PHK, termasuk suami tante saya itu. Lah, mertuanya nggak mau tahu, pokoknya harus kerja, kerja, kerja, untuk Indonesia maju atau setidaknya untuk keluarganyalah dulu.
Dari latar belakang itulah saya bisa merumuskan masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana si Menantu bisa mendapatkan isi perut dan uang agar tidak lagi diomongin mertuanya?
2. Bagaimana cara si menantu untuk menciptakan lapangan kerja?
Baca juga : 4 Sebab Rusaknya Hubungan Mertua dan Menantu
Pembahasan.
Satu hal yang telah kita mafhumi sebagai makhluk yang makan, bersetubuh, dan berak ini bahwa semua hal akan berubah termasuk isi perut dan uang, yang pasti hanyalah perubahan itu sendiri. Dari sanalah titik pijak si menantu harus mengoperasikan cara berpikirnya untuk bagaimana ia bisa mampu memegang kendali atas sebuah perubahan.
Memegang kendali atas potensi-potenssi yang ada pada dirinya, memegang kendali atas hal-hal kecil yang bisa dia lakukan untuk bermanfaat kepada banyak orang, dan memegang kendali atas apa yang harus dia capai dalam sebuah perubahan.Â
Jika hal itu ia lakukan ia akan sibuk bahkan sangat sibuk kepada dirinya sendiri. Sampai lupa bagaimana caranya resah lagi kepada omongan mertuanya, dan mertuanya mungkin akan tetap berbusa-busa ngomongin menantunya, namun yang harus diingat beliau sudah tua, heheh. (hai nek, kamu cantik kok).
Bila si menantu secara konsisten melakukan hal tersebut, bukan mungkin bahkan sangat tidak mungkin dia mampu mendapatkan isi perut dan uang dengan cepat. Akan tetapi yang lebih esensi dia telah bersetia kepada dirinya sendiri.
Lalu bagaimana cara si menantu untuk menciptakan lapangan kerja?
Saran saya kepada suami tante saya itu, kerja-kerja konvenional sekarang telah digeserkan oleh kerja-kerja digital, ada banyak sekali lapangan kerja yang bisa dia ciptakan.Â
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!