Bagi banyak orang tua, anak perempuan adalah suatu anak yang kadang begitu rumit permasalahannya, apalagi jika dihadapkan pada pekerjaan rumah seperti memasak, mencuci pakaian, menyapu, dan mencuci piring.
Mencuci piring inilah yang bagi saya, selalu jadi tontonan perdebatan antara orang tua dan anak perempuannya, sebab kata "Tunggu dulu, bentarpi Ma.." adalah pembelaan yang tidak ingin terdengar di telinga orang tua, wa bil khusus Ibu.
Seenggaknya itulah yang saya lihat antara Ibu saya dan adik perempuan saya, dan di banyak keluarga hal seperti itu pula sering terjadi.
Di saat Ibu saya telah lelah mengurusi adik-adik kecil saya seharian, tentu biasanya setelah makan malam Ibu saya menyuruh adik perempuan saya untuk mencuci piring, di saat itu pula terjadi silang pendapat; ibu saya berpendapat bahwa cepatlah cuci piring, sebab semakin larut kamu sudah ngantuk (kata Ibu saya), adik perempuan saya pun berpendapat bahwa tunggu Bu' masih ada kukerja atau masih kenyangka nda bisaka bergerak, bentarpi (kata adik perempuan saya).
Tak jarang silang pendapat tersebut saya lihat setiap malam, bagi saya pendapat-pendapat mereka kebenarannya relatif, sebab bisa saja Ibu benar bahwa semakin larut adik perempuan saya semakin ngantuk juga, tapi bisa saja juga salah sebab tak selalu adik perempuan saya mengantuk dan tidak mencuci piring ketika larut malam.
Apalagi adik perempuan saya bisa juga benar bisa juga salah tapi kebanyakan salahnya sih, sebab apapun yang dikerjakan tidak ada alasan bagi anak menolak pekerjaan rumah yang disuruhkan orang tua, apalagi kalau yang na kerja selfi-selfiji di sosmed.. Haha.
Lalu bagaimana sebenarnya menyikapi anak perempuan seperti adik saya itu yang malas cuci piring?
Karena Ibu saya tak tahu menahu latar belakang dan penyebab yang paling mendasarnya kenapa adik saya malas mencuci piring, untuk itulah biasanya saya sebagai anak pertama melakukan taktik-taktik tertentu untuk menyikapi adik saya tersebut, ini taktik-taktiknya tomang-tomang:
1. Setelah makan tatalah dengan baik piring yang kotor
Saya biasanya menyuruh adik-adik kecil saya ketika setelah selesai makan khususnya makan malam, untuk menata piringnya yang kotor, agar adik saya yang melihatnya ketika ingin mencuci piring, tidak malas sejak dalam penglihatan, pandangannya tidak terbebani dengan piring yang kotor yang tertata rapih.
2. Siapkan cemilang yang mengharuskannya untuk mencuci tangan setelah makan.
Taktik kedua adalah menyiapkan camilan yang mengharuskan adik perempuan untuk mencuci tangan setelah makan, taktik ini berfungsi sebagai perantara untuk mengarahkan adik perempuan ke tempat pencucian piring, biasanya kan tempat pencucian piring itu sepaket dengan komponen-komponen untuk mencuci tangan, contoh camilannya seperti kue-kue basah yang ada coklatnya, yang ada manis-manisnya seperti kamuuu. Iya kamuuu.
Di saat itulah, ketika adik saya mencuci tangannya setelah makan camilan, di saat itu pula saya menyuruh adik perempuan saya untuk (sekalian) mencuci piring, biasanya itu lebih efektif, karena adik perempuan mau tidak mau telah berada pada lingkaran tempat pencucian piring walau dengan perasaan yang sangat berat. Hehe.
3. Beri aturan untuk tidak main smartphone sebelum selesai mencuci piring
Saya sebagai anak pertama, tentunya yang paling punya tanggung jawab kepada adik-adik saya. Maka saya beri aturan kepada adik perempuan saya untuk tidak main smartphone sebelum selesai mencuci piring.
Hal tersebut saya rasa juga akan berdampak untuk melatih dan mengantisipasi anak perempuan agar tidak kecanduan bermain smartphone.
Udah itu aja, kalau tetap anak atau adik perempuan tidak mau mencuci, kitami saja yang mencuci piring (bagi cowok), agar semakin mengukuhkan dirimu bahwa kamu benar-benar menantu idaman. Hehe
Selamat berbahagia dan Tersenyumlah selalu Myswiteeie~
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H