Selembar sajadah akan tetap beradaÂ
Di bawah kaki manusiaÂ
Dan sujud keningnyaÂ
Walau terkadang manusia pongahÂ
Akan Zat di atas segala-galanyaÂ
Selembar sajadah juga seorang perindu Â
Dia merindukan keakuan rukuk di depan keMahaBesaranÂ
Namun manusia terkadang tak mempedulikan ituÂ
Ia hanya mau memeluk kenangan-kenanganÂ
Dalam kejemuan-kejemuan kehidupanÂ
Aku sangat merasa akan hal itu kawan
Akankah kamu juga
Entahlah, bagaimana jika
Sajadah yang kita punya hari ini
Adalah sajadah terakhir kita
Dan kita mencoba menangis
Meminta cinta dan ampunan-Nya
Namun, kenangan-kenangan yang pernah kita peluk
Menghalangi derasnya air mata kita
Dan bagaiamana lagi
Jika sebuah hukum berlaku
Bahwa tak selalu kesalahan
Bisa dibayar dengan air mata
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H