Mohon tunggu...
Pablito del Sol
Pablito del Sol Mohon Tunggu... Freelancer - LEVANTATE Y ANDA! Hidup adalah sejarah dalam rangkaian Sabda

Penikmat Sabda dalam linea kata

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Tips dan Seni Jitu Mengedukasi Covidiots ala "Bang Toyib" Selama Pandemi!

15 April 2020   02:01 Diperbarui: 16 April 2020   10:30 590
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi : hai.grid.id

Kebaikan ini menjadi faktor fundamental yang serentak menjadi imperatif yang mesti dipenuhi. Kebaikan ini dimaknai dengan keterangan apa yang Thaba yakni lezat, baik, menyenangkan, nikmat, enak. Sifat-sifat ini tentu melekat erat dengan makanan. 

Penuhan akan kebutuhan primer perlu diperhatikan. Selain itu, sifat-sifat ini juga berkaitan erat dengan keamanan, baik eksternal maupun internal. Soal internal pasti akan terjamin karena secara logis, "orang tidak akan gaduh atau ribut kalau sudah dapat jatah dan kenyang".

Selain pemenuhan kesejateraan pada level kebutuhan primer, pada aspek internal, setiap orang membantu sesamanya untuk meningkatkan intimitas dalam relasi kekeluargaan. Ketika ada intimitas, maka orang tidak akan menuntut makanan yang enak atau lezat lagi. 

Hal yang sangat penting dan utama adalah halal. Kalau sudah halal, lagi dibarengi dengan keintiman makan akan sangat lebih membahagiakan daripada kelezatan makanan. Bagaimana persisnya meningkatkan keintiman yang Thaba (menenteramkan jiwa) itu?

Mampirlah dan temukan jawabannya di baranda ini.

Cara kedua akan diterapkan untuk mengedukasi para covidiots sebagaimana dimaksudkan dalam kategori definisi kedua: "Orang yang menimbun bahan makanan dengan tidak perlu sehingga menyebabkan kepanikan yang berlebihan terhadap Covid 19, dan merampas persediaan vital orang lain."

Ketika proses mencapai pemenuhan kebutuhan primer tidak dapat dikendalikan dengan baik, berhadapan dengan situasi pelik, orang akan terjebak dalam panic buying. Covidiot jenis ini mungkin tidak banyak, namun efeknya sangat luar biasa yakni penguasaan semua kebutuhan vital oleh segelintir orang. 

Tentu fenomena ini sudah ada yakni dengan munculnya tindakan membeli atau mengumpulkan sebanyak mungkin lalu menjualnya dengan harga 100 kali lipat. Ini jelas bukanlah praktik ekonomi yang TOYIB. Ini justru masuk kategori idiot karena merupakan sebuah tidakan ketidakadilan, dengan merampas persediaan vital untuk orang lain.

Ke-TOYIB-an sangat berhubungan erat dengan keadilan karena menyangkut sifat yang suci, bersih dan menenteramkan jiwa. Ke-TOYIB-an seseorang diukur tidak hanya melalui terpenuhinya kesejahteraan personal melainkan juga soal keadilan distributif yang terjadi selama proses pemenuhan. 

Tentu saja tidak halal mengambil atau merampas hal yang seharusnya disediakan untuk orang lain. Akan lebih halal adalah jika saling menghormati dan bahu-membahu memenuhi kebutuhan sesama tanpa menjadi lintah darat. Sederhananya, itulah sedekah. Dalam ekonomi bisa kita sebut dengan ekonomi kolaboratif. Simak contoh ekonomi kolaboratif tersebut dalam ulasan ini.

Demikianlah tips jitu mengedukasi covidiots dalam masa pandemi dengan belajar menjadi TOYIB dari Bang Toyib. Semoga membantu.

Tapi, bagaimana tanggapan Anda? Silahkan kita saling berbagi untuk menyempurnakan tulisan ini melalui kolom komentar di bawah ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun