Mohon tunggu...
Amir
Amir Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Pelajar di SMKN 2 Kediri

Penulis Part Time

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Kejadian yang Tak Terlupakan di Warung Kopi

2 Juni 2024   18:25 Diperbarui: 2 Juni 2024   18:30 141
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Pada hari sabtu, tepatnya di sore hari, aku bersama keluargaku berencana untuk ngopi bareng di Warung Kopi Bul-Bul saat malam hari. Tentunya bukan aku yang mengajak, tetapi ayahku. Pada awalnya, ayahku berencana untuk mengajak kami ke Simpang Lima Gumul. Akan tetapi, ditakutkan jikalau adikku yang masih kecil tidak mau diajak pulang. Akhirnya, ayahku memutuskan untuk mengajak kami untuk ngopi bareng di Warung Kopi Bul-Bul .

Malam hari pun tiba....

Aku dan keluargaku segera bersiap - siap untuk berangkat menuju Warung Kopi Bul - Bul. Seperti biasanya, kami memakai jaket agar tidak kedinginan di saat malam hari. Namun, pada saat itu, aku lupa kalau jaket yang biasanya ku pakai masih basah karena habis dicuci dan akhirnya aku memakai jaketku yang lain.` 

Sebelum berangkat, entah kenapa aku berpikiran tidak enak, seperti ada sesuatu yang buruk akan terjadi jika aku tetap berangkat kesana.Disaat ini, Aku tampak agak gelisah dan tidak mau berangkat, sampai - sampai adikku menanyakanku.

"Kak, kok lama sekali ? Buruan udah ditunggu tuh.. " Ucap Adikku.

"Ini, lho dek. Aku masih ngecek apa aja yang masih ketinggalan. " Ucapku untuk menutupi kegelisahanku.

5 menit pun berlalu..

"Lama amat sih, Kak ? " Ucap Adikku.

"Iya, ni sudah kok. " Ucapku sambil keluar rumah dan menutup pagar.

 Aku mencoba untuk berpikiran positif bahwa disana tidak ada apa - apa. Dan akhirnya kita berangkat menuju Warung Kopi Bul - Bul. 

10 menit pun berlalu...

Akhirnya kita sampai di Warung Kopi Bul - Bul. Aku melihat sekeliling semua tampak biasa saja, tidak ada yang aneh. Aku langsung beranggapan bahwa itu semua hanya halusinasiku saja. Akhirnya kami memesan minuman dan memilih tempat duduk kayu yang ada di luar.

Aku beserta adikku pesan minuman teh panas, sedangkan ibuku pesan minuman kopi susu dan ayahku pesan minuman kopi hitam. Aku tidak terlalu suka kopi karena aku dulu pernah minum kopi dan akhirnya tidak bisa tidur.

Setelah menunggu selama kurang lebih 30 menit, akhirnya pesanan kami datang juga. Kami pun menikmati minuman tersebut sambil bercakap - cakap. 

"Kak, kamu nanti PKL dimana ? " Tanya Ayahku.

"Aku nanti PKL di KPU, yah. " Ucapku.

"Ooh disana lagi... Trus sama siapa aja ? Sama teman - teman lamamu kah ? " Tanya Ayahku.

"Iya, beberapa teman lama dan ada juga teman baru, yah. " Ucapku.

"Ooh.. Kalau temanmu yang suka playing victim tu dimana sekarang dia ? " Tanya Ayahku.

"Dia sekarang pindah, yah... nggak di KPU lagi.. " Ucapku.

"Oooh... Baiklah.. " Ucap Ayahku.

"Kamu kemana dek habis ini ? " Tanya Ayahku kepada adikku.

"Mau ke SMK 2, yah.... Sama kayak kakak.

"Jurusan apa ? " Tanya Ayahku.

"Perfilman, yah. " Ucap Adekku.

"Bagus - bagus.. nanti bisa buat film dan lain - lain.. " Ucap Ayahku.

Tiba - Tiba aku merasa ada yang janggal dengan jaketku. Akhirnya aku menoleh ke arah kiri dimana resleting jaketku berada. Dan ternyata benar apa yang aku rasakan, kepala resleting jaketku masuk ke dalam sela - sela kursi yang aku duduki. Sontak saja aku merasa agak panik dan berusaha mengeluarkan kepala resleting yang tersangkut itu. Ternyata adikku memperhatikanku saat aku panik. Setelah itu, ayahku memperhatikanku dan menayakanku.

"Ada apa, Kak ? Kok kelihatannya kesulitan ? " Tanya ayahku.

"Iya, yah. Ini kepala resletingku nyangkut di sela - sela kursi. " Ucapku dengan sedikit panik.

"Oooh, tenang dulu kak. Sini, Ayah bantu. " Ucap Ayahku.

Tak berselang lama, kepala resleting jaketku pun bisa keluar dari sela - sela kursi tersebut. Aku pun berterima kasih kepada ayahku akan hal ini. Dan Aku tidak akan pernah bisa melupakan kejadian konyol yang pernah ku alami saat di Warung Kopi itu serta aku menjadi was - was akan kursi kayu yang memiliki sela - sela.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun