Mohon tunggu...
Amir
Amir Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Pelajar di SMKN 2 Kediri

Penulis Part Time

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Kehebatan Salat Tahajud

5 Mei 2024   07:20 Diperbarui: 5 Mei 2024   07:33 79
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di suatu hari tepatnya di sebuah kota besar, hiduplah keluarga kecil yang hidup di kolong jembatan. Keluarga kecil ini tidak mampu untuk membeli atau menyewa kontrakan karena mereka kurang beruntung. Ayah dari keluarga ini hanya berprofesi sebagai pedagang yang mana terkadang barang dagangannya tidak laku sama sekali. Begitu pula dengan ibunya, dia juga hanya bekerja sebagai buruh pengupas kulit bawang yang penghasilannya saja tidak bisa dibuat makan.

Meskipun mereka dalam tanda kutip miskin, mereka sangat rajin dalam beribadah.

Suatu hari, anak mereka merasakan lapar yang hebat. Ibu dan ayah dari anak itu pun kebingungan harus bagaimana.

"Yah, Aku lapar. Apakah kita punya makanan yang bisa dimakan ? " Tanya Anak sambil memegangi perut.

"Maaf, nak. Untuk hari ini jualan bapak belum laku sama sekali. Sabar dulu ya... " Jawab Ayah anak itu sambil kebingungan.

"Ini, Yah. Pakai uangku dulu saja buat membeli makan. Aku hanya mempunyai segini. " Jawab Istri dari Ayah anak itu.

Baca juga: Bangun Kesiangan

"Gini aja, Bu. Ayah juga masih mempunyai sisa uang dari restock jualan. Bagaimana kalau kita gabungin aja? " Ucap Ayah dari anak itu.

"Ide bagus, Yah. Gapapa kita nggak makan dulu, yang penting anak kita sudah kenyang. " Ucap Ibu dari anak itu.

"Iya, Bu. " Kata Ayah dari anak itu.

Akhirnya sang Ayah membeli makan ke warung terdekat untuk anaknya.

"Ini, Nak. Silakan dimakan. " Kata Ayah.

"Makasih, Yah. " Jawab Anak itu dengan gembira.

Saat makan anak tersebut memandangi orang tuanya yang tidak ikut makan dan tampak kebingungan. Akhirnya anak tersebut mengajak orang tuanya untuk makan bersama.

"Yah, Bu. Kok diam saja ? Kok nggak ikut makan ? " Tanya anak itu sambil memandangi orang tuanya.

"Gapapa, nak. Kamu makan dulu aja. Nanti kita makannya. " Ucap sang Ibu.

"Gapapa, Bu. Ayo makan Bareng ! " Ucap sang anak sambil mengajak orang tuanya.

"Hmmm... Oke, Nak. Pak, sini ayo makan bareng diajak anak kita. " Ucap sang Ibu sambil mengajak sang Ayah makan.

"Oke, Bu. " Ucap sang ayah.

Di saat mereka sedang makan, sang Anak ingin mengomongkan sesuatu ke orang tuanya.

"Yah, Bu. Aku ingin sekali sekolah seperti anak - anak lain. " Ujar sang Anak.

"Iya, Nak. Kami paham akan itu. Nanti bapak akan usahakan agar kamu sekolah seperti anak lain. Tetapi, untuk sekarang sabar dulu, yaa..." Ucap sang Ayah.

"Oke, Yah. " Jawab sang Anak dengan gembira

Pada saat sore hari, sang Ayah duduk bersandar di tembok sambil memikirkan kenapa jualannya sepi.

"Kenapa, ya jualanku sepi sekali hari ini? Laku saja pun gak ada sama sekali. Apa aku kurang rajin dalam beribadah ya ? Atau kah Tuhan sudah nggak sayang lagi sama kami, ya ? " Gumam sang Ayah dengan wajah bengong.

Sang Istri pun datang dan menanyakan kepada suaminya kenapa bengong.

"Yah, kenapa kok bengong ? Ada apa ? Ceritakan saja ke aku. " Ucap sang Istri yang melihat suaminya sedang bengong.

"Ini lho, Bu. Hari ini kok jualanku sepi, ya ? Padahal biasanya ramai. Apa aku kurang rajin dalam beribadah ? Atau Tuhan sudah tidak sayang sama kita lagi, ya ? Ucap sang Ayah dengan wajah sedih.

"Heh, Yah. Jangan ngomong seperti itu ! Kamu sudah salat apa belum tadi ? " Ucap sang Istri dengan geram.

"Sudah. " Jawab sang Ayah.

"Mungkin saja Allah sedang menguji kita tentang bagaimana sikap kita jika dagangan kita tidak laku sama sekali ? Yang penting kita tetap rajin beribadah dan berdoa. Ohya, nanti malam coba Salat Tahajud sambil berdoa siapa tau besok banyak yang beli dan laku keras dagangannya. " Ucap sang Ibu sambil memberi semangat sang Ayah.

"Oke, Bu. Terimakasih semangat dan sarannya. " Ucap sang Ayah sambil tersenyum.

"Iya, Yah. Sama - sama. " Ucap sang Istri sambil tersenyum.

Akhirnya sang Ayah melakukan apa yang disarankan oleh sang Istri. Ia melakukan salat tahajud pada malam itu juga dan berdoa supaya dilariskan di keesokan harinya.

Dan benar saja, pada keesokan harinya barang dagangannya laku keras. Bahkan, ada seorang youtuber yang membeli barang dagangan sang Ayah.  Youtuber tersebut juga mempromosikan dagangan sang Ayah secara gratis melalui internet. Atas bantuan dari youtuber tersebut, barang dagangan sang ayah menjadi laku keras setiap harinya.

Akhirnya, keluarga sang Ayah hidupnya berubah dari yang awalnya tinggal di kolong jembatan, sekarang hidup di tengah kota dan memiliki rumah sendiri serta tidak kekurangan uang. Dan juga sang anak akhirnya bisa sekolah seperti anak - anak lain tanpa kendala apapun.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun