Mohon tunggu...
Ozy V. Alandika
Ozy V. Alandika Mohon Tunggu... Guru - Guru, Blogger

Seorang Guru. Ingin menebar kebaikan kepada seluruh alam. Singgah ke: Gurupenyemangat.com

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Ketika Ruang Kelas Siswa Terlalu "Sempit", Problem Bakal Jadi Minim Solving

6 Juni 2022   22:03 Diperbarui: 28 September 2022   19:35 1669
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dari kelima siswa tersebut, ada yang menjawab bahwa mereka ditanyakan kabarnya apakah sedang sehat-sehat saja, ditanyakan kabar tentang orang tuanya, ada yang disuruh singgah sebentar, dan ada pula yang didoakan agar semakin pintar.

Alhasil, ketika saya tanyakan kembali alasan kenapa perilaku rendah hati kepada orang yang lebih tua itu penting?, beberapa dari mereka menjawab; "Karena kalo berperilaku rendah hati, kito jadi didoakan samo jemo, Pak!". (jemo=orang)

Yeay, saya pun jadi senang karena siswa sudah menyelesaikan permasalahan mereka terkait perilaku rendah hati sekaligus mampu memaknai pengalaman mereka sendiri di lapangan.

Dari secarik kisah ini, agaknya kita bisa menyimpulkan dua gagasan penting supaya pembelajaran di sekolah efektif, bermakna, serta memperluas insight siswa.

Pertama; jika ruang di kelas dirasa sempit untuk siswa mengenal dunia, maka kita perlu memasukkan dunia ke dalam kelas dengan cara menyajikan fenomena-fenomena yang dekat dengan mereka.

Kedua; jika suasana kelas tidak memungkinkan untuk memasukkan dunia, maka sudah saatnya guru mengajak siswa keluar kelas untuk melihat dunia dan seperangkat fenomenanya.

Jika salah satu dari kedua gagasan di atas tidak dicoba, maka seringkali kita para guru bakal menjumpai pembelajaran yang berbasis problem namun minim solving.

Oke deh, itu saja secarik kisah seru yang bisa saya sajikan pada tulisan ini. Mungkin teman-teman Kompasianer punya cerita serupa yang juga berkesan?

Salam.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun