Rasa-rasanya, kita akhir-akhir ini lebih sibuk mengurusi sistem daripada berkisah tentang bagaimana implementasi berbagai komponen-komponennya.
Kita banyak berbicara tentang bagaimana anak bisa bersekolah kembali, padahal walaupun anak bersekolah, belum tentu mereka belajar.
Kelas Masa Depan
Masa Depan Kelas dan Kelas Masa Depan. Image by Darkmoon_Art from PixabayÂ
Kembali menatap situasi pendidikan di era pandemi, sebenarnya seperti apa kelas yang kita harapkan di masa depan?
Dengan kesenjangan pendidikan yang ada saat ini, dengan kurikulum pembelajaran yang belum sepenuhnya jelas sebagaimana yang dirasakan hari ini, semua pihak menabur harap agar kelas masa depan bisa berjalan dengan fleksibel.
Ketika dulu masih gencar disuarakan visi long life education, sekarang mindset-nya berkembang menjadi; belajar bisa di masa saja, kapan saja, bersama siapa saja, serta menggunakan media apa saja.
Walau begitu mindset-nya, bukankah dalam kurun dua tahun terakhir ini kita seakan "dipaksa" untuk lebih akrab dengan teknologi? Di sebalik "paksaan" tersebut ada harapan bahwa kelas masa depan bisa lebih sering-sering menggunakan teknologi dan berbasis daring.
Blended learning yang hari ini masih sekadar ulas teori dan beberapa simulasi, sebentar lagi mungkin bisa menjadi opsi terbaik.Â
Tepatnya ketika fasilitas-fasilitas yang diperlukan bisa terpenuhi. Tapi ya, entah kapan bisa terpenuhi kalau tidak dipaksa oleh situasi.
Pada dasarnya, seperti apa pun situasi pendidikan kita di hari esok, setidaknya ada dua hal penting terkait kelas masa depan yang sangat krusial dalam pembelajaran.