Padahal kita semua sama-sama tahu bahwa orang yang paling sempurna imannya adalah mereka yang paling baik akhlaknya. Lisan juga bagian dari akhlak, dan guru punya tanggung jawab memberikan teladan. Tidak hanya lewat mulut, tapi juga tulisan.
Nah, sepertinya tulisan ini sudah mencapai akhirnya. Tapi, kan, aku belum menemukan alasan mengapa perlu menulis di Kompasiana? Misalnya berbentuk poin, atau minimal ada sub judul.
Entah niatnya mau membuat buku, PTK, hingga berbagi ilmu, pengetahuan, dan pengalaman aku rasa hal tersebut tidaklah terlalu perlu ditimbang sana timbang sini. Percuma juga, kan, kalau hanya sebatas niat, padahal menulis itu cukup tinggal tulis.
 Terkadang atau bahkan sering kali, kita tidak butuh banyak alasan untuk mulai menulis.
Aku pula sama, hingga hari ini aku masih mencari alasan pasti mengapa aku harus menulis. Sampai alasan tersebut ditemukan pada suatu hari yang entah kapan, aku akan terus berusaha merangkai kata.
Salam.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H