Artinya, jika ada siswa B, C, dan D yang tidak bisa belajar online, guru perlu menerapkan sistem lain. Misalnya sistem belajar kelompok, PTM terbatas, atau guru kunjung.
5. Siswa Kurang Perhatian Saat Belajar Daring
Siswa sudah keduluan bosan sembelum pembelajaran daring dimulai? Siswa kurang perhatian dengan penyampaian materi guru? Oke. Mungkin cara mengajar guru harus diubah.
Jangan langsung tampilkan materi yang sifatnya teori di awal pembelajaran melainkan hadirkan games menarik.
Bisa juga ajak siswa untuk menjelajah museum virtual menggunakan Google Arts and Culture. Selengkapnya bisa baca di Google Arts and Culture, Begini Cara Menggunakan dan Manfaatnya Dalam Pembelajaran.
Rasanya hal tersebut bisa membangkitkan perhatian belajar siswa. Sisanya? Jangan lupakan ice breaking. Guru bisa gunakan aplikasi Quizz, Kahoot, atau aplikasi lainnya.
6. Siswa Malas Mengerjakan Tugas Daring
Ada 3 faktor mengapa siswa malas mengerjakan tugas daring. Pertama, tugasnya terlalu sulit. Kedua, tugasnya terlalu banyak. Dan ketiga, waktu pengerjaan tugas terlalu singkat.
Kolaborasi dari 3 kendala tersebut bakal berimbas kepada malasnya siswa mengerjakan tugas.
Bagaimana cara mengatasi hal itu?
Hadirkanlah tugas yang bermakna dan dekat dengan kegiatan siswa. Daripada menghadirkan PR berupa soal-soal, mendingan guru hadirkan tugas proyek atau unjuk kerja. Nanti siswanya bakal lebih merasa penasaran.
7. Pembelajaran Online Berlangsung Pasif
Jika pembelajaran daring digelar dengan sistem seminar, maka sudah bisa dipastikan bahwa kegiatan belajar-mengajar akan berlangsung pasif. Bisa disebut dengan pembelajaran daring yang teacher centered learning.
Untuk mengatasi kendala ini, guru perlu melueskan sistem pembelajaran serta merakit aktivitas belajar daring yang lebih aktif. Misalnya dengan sistem tanya jawab, everyone is teacher, diskusi aktif, debat, serta metode lain yang seru dan aktif.