Mohon tunggu...
Ozy V. Alandika
Ozy V. Alandika Mohon Tunggu... Guru - Guru, Blogger

Seorang Guru. Ingin menebar kebaikan kepada seluruh alam. Singgah ke: Gurupenyemangat.com

Selanjutnya

Tutup

Hobby Artikel Utama

Begini Cara Budidaya Cabai Rawit dari Biji agar Berbuah Lebat dan Tidak Keriting

13 Juni 2021   16:53 Diperbarui: 14 Juni 2021   07:10 7926
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cabai rawit yang rajin dicor, selain lebat buahnya juga cenderung lebih besar. Dok. Ozy V. Alandika

Menanam cabai rawit itu mudah, tapi jika berharap agar si cabai berbuah lebat dan daunnya tidak keriting, itu beda lagi. Diperlukan teknik alias cara budidaya tanaman cabai rawit dari biji agar hasilnya lebih maksimal.

Terang saja, si cabai mini yang juga dikenal dengan sebutan cabai Thailand ini bakal berbuah walaupun tidak dipupuk. Hanya saja, ketika kita tidak menerapkan cara budidaya yang apik, maka penyakit seperti daun keriting dan buah yang busuk sebelum panen bakal sering singgah.

Apa dampaknya jika daun cabai rawit keriting?

Hal terbesar yang bakal petani rasakan ialah, si cabai pedas bakal enggan berbuah lebat bahkan cepat mati. Daunnya menguning, dan buah cabai bakal tampil semakin premium alias semakin kecil.

Lalu, bagaimana sebenarnya cara budidaya cabai rawit yang apik? Entah dirimu mau bertanam cabai rawit di polybag, di pekarangan rumah, di kebun maupun di sawah, sebenarnya panduan menanam serta merawatnya relatif sama.

Baiklah, BosQu, kita ulik cara menanam dan merawat cabai rawit dari biji dalam 5 tahapan berikut:

1. Memilih Benih Cabai Rawit yang Berkualitas

Memilih Benih Cabai Rawit yang Berkualitas. Dok. Ozy V. Alandika
Memilih Benih Cabai Rawit yang Berkualitas. Dok. Ozy V. Alandika

Sebenarnya dirimu mau meracik benih cabai rawit sendiri, atau malah langsung beli di toko benih?

Jika BosQu sudah beli benih rawit, maka tahap ini selesai. BosQu hanya perlu mengecek tanggal kedaluarsa dan memastikan bahwa benih dalam kemasan itu bisa tumbuh semua saat disemai.

Meski begitu, aku tetap akan membagikan cara memilih benih cabai rawit yang berkualitas. Siapa tahu setelah cabai rawit di polybag memerah, dirimu mau mengolah sebagian darinya menjadi bibit, kan?

Nah, terkait dengan pemilihan benih, sebaiknya kita memilih calon biji dari tanaman cabai rawit yang buahnya lebat dan tidak keriting. Sesimpel itu?

Eit, tunggu dulu! Jangan buru-buru memilih cabai yang matang lalu dijadikan bibit. Sebaiknya tunggulah si induk cabai rawit menua, baru setelah itu dipetik buahnya yang paling super.

O ya, usahakan cabainya masak di pohon dan tidak terkena hama/penyakit. Sesudah itu, mari kita bersiap-siap untuk proses penyemaian benih.

2. Menyemai Benih Cabai Rawit

Biji cabai rawit siap semai. Dok. Ozy V. Alandika
Biji cabai rawit siap semai. Dok. Ozy V. Alandika

Buah cabai rawit yang berkualitas sudah didapat, tapi kualitas tadi tidak akan seirama dengan hasil ketika kita meremehkan kegiatan penyemaian benih.

Ya, sebelum menyemai biji cabai rawit kita perlu memperhatikan beberapa aspek seperti penjemuran biji, pemberian fungisida, hingga insektisida perlakuan benih.

Biji cabai wajib dicuci bersih terlebih dahulu sebelum dikeringkan. Proses pengeringan bisa diangin-anginkan atau dijemur di bawah matahari terik.

Jika biji cabai rawit sudah bebas air, kita perlu merendam si biji di air hangat terlebih dahulu. Amati mana biji rawit yang terapung, lalu buanglah biji tersebut. Dengan cara ini, kesempatan tumbuh benih cabai rawit bisa semakin besar. Mungkin sekitar 80-90%.

Jika belum akan disemai dalam waktu dekat, lindungi biji cabai dengan fungisida maupun insektisida. Dok. Ozy V. Alandika
Jika belum akan disemai dalam waktu dekat, lindungi biji cabai dengan fungisida maupun insektisida. Dok. Ozy V. Alandika

O ya, jika BosQu belum akan menyemai bibit dalam waktu dekat, jangan lupa untuk memoles biji rawit dengan fungisida dan insektisida perlakuan benih. Takutnya biji cabai jadi pacaran, eh maksudku jamuran.

Untuk proses penyemaian, semailah biji cabai rawit pada lahan/media tanam yang sudah diberi pupuk serta telah didiamkan selama seminggu atau lebih. Media semai bisa berupa baskom, talam, polybag, bedengan mini, hingga tray. Kami biasanya menggunakan bedengan mini.

Sebelum biji disemai, siramlah terlebih dahulu tanah pada media semai. Sesudah biji disemai, taburkan dengan tumpukan tanah tipis dan jangan lupa pasang daun/plastik di atas media semai agar tidak terkena cahaya matahari/hujan secara langsung.

Tunggulah dalam waktu 3-5 hari, maka biji cabai rawit akan segera berkecambah.

3. Menyiapkan Lahan Tanam

Sembari menunggu tumbuhnya si benih cabai rawit (25-30 hari) kita perlu berkisah tentang proses penanaman cabai rawit, sebaiknya kita mempelajari lahan tanamnya terlebih dahulu.

Pertimbangannya yaitu, apakah mau ditanam di sawah, bedengan dengan mulsa, pekarangan, atau malah cukup di polybag saja.

Terpenting, carilah lahan/tanah yang gembur dan sudah dicangkul. Sebelum ingin bertanam cabai rawit, usahakan lahan tadi sudah diberi pupuk organik seperti pupuk kandang (kotoran kambing/ayam), pupuk kompos dan sejenisnya.

Karena pupuk kandang itu tingkat panasnya lumayan tinggi, sebaiknya jangan memindahkan tunas rawit dalam waktu dekat. Tunggu keadaan tanah menjadi dingin terlebih dahulu, yaitu sekitar seminggu atau 10 hari.

4. Memindahkan Tunas Cabai Rawit ke Lahan Tanam

Cabai rawit yang sudah siap dipindahkan ke lahan. Foto: kanopistory.blogspot.com
Cabai rawit yang sudah siap dipindahkan ke lahan. Foto: kanopistory.blogspot.com

Jika telah memasuki usia 25-30 hari, berarti tanaman cabai rawit sudah siap dipindahkan ke lahan, bedengan, sawah, atau media tanam lain yang sudah disiapkan. Agak berbeda dengan proses penyemaian, kegiatan memindahkan tunas cabai rawit ke lahan tanam lumayan sulit.

Terang saja, inilah masa di mana tunas cabai rawan stres. Khusus untuk tanaman cabai rawit yang bakal dipindahkan ke lahan, kita perlu hati-hati dalam mencungkil tanah dan menyabut tunas cabai rawit dari media tanam.

Sebelum mengambil bibit yang sudah memiliki daun 4-5 helai ini, usahakan tanah di media persemaian sudah disiram dengan air terlebih dahulu. Hal tersebut dilakukan agar proses pengambilan tunas cabai rawit lebih mudah dan si tunas tidak rawan patah.

Dalam memindahkan tunas cabai ke lahan, ada dua pertimbangan waktu yang perlu diperhatikan. "Haram" bagi seorang petani untuk memindahkan tunas rawit ke lahan tanam pada siang hari yang terik.

Waktu terbaik untuk memindahkan bibit dari lahan semai adalah pada pagi atau sore hari. Kami sendiri lebih memilih waktu sore karena suhu udara sudah relatif rendah.

O ya, pada saat memindahkan tunas, usahakan sebagian kecil ujung akar tanaman cabai rawit dipangkas. Aku sebenarnya tidak terlalu mengerti dengan teori ini, namun kata orang tuaku cara tersebut sangat baik untuk perkembangan tanaman/sayuran apa pun.

5. Cara Merawat Tanaman Cabai Rawit Agar Berbuat Lebat dan Tidak Keriting

Ketika bibit tananam cabai rawit sudah dipindahkan ke lahan, apakah kita hanya perlu bersantai hingga menunggu panen? Tidak, BosQu.

Tiga hari yang lalu aku sempat sedikit kesal ketika berkunjung ke rumah sahabat guru yang belum lama pindah. Bagaimana aku tidak kesal, dirinya menanam cabai rawit (sekitar 7 bedengan pendek) dengan mulsa namun semua pohon cabainya keriting dan menguning.

Cabai rawit daunnya jadi keriting dan
Cabai rawit daunnya jadi keriting dan "ngambek" berbuah gegara kekurangan unsur hara. Dok. Ozy V. Alandika

"Lha, Pak? Ngapo kuning galo daun cabe koh? Keriting pulo!"

"Lha, Pak? Mengapa kuning semua daun cabai ini? Keriting pula!"

Aku tebak, sahabatku belum pernah melakukan pengocoran tanaman cabai. Dan ternyata memang benar! Hahaha, rugi sebenarnya. Dia sudah punya lahan, kemudian lahannya dimulsa pula, masa iya tanaman cabai rawitnya disia-siakan saja. Hemm.

Untuk menghasilkan tanaman cabai rawit yang berbuat lebat dan daunnya tidak keriting, penting bagi BosQu untuk melakukan kegiatan pengocoran. Tanaman cabai rawit sejak pemindahannya ke lahan harus rajin dan rutin dicor, tepatnya seminggu sekali.

Bahkan, tidak cukup hanya sampai cabai berbuah, pengocoran perlu dilakukan agar umur tananam rawit panjang dan si cabai tetap rajin berbunga maupun berbuah.

Cabai rawit yang rajin dicor, selain lebat buahnya juga cenderung lebih besar. Dok. Ozy V. Alandika
Cabai rawit yang rajin dicor, selain lebat buahnya juga cenderung lebih besar. Dok. Ozy V. Alandika

Syahdan, apa saja pupuk utama yang selalu digunakan para petani untuk kegiatan pengocoran cabai rawit? Ada 3 pupuk, yaitu Urea, NPK, dan KCL. O ya, pengocoran adalah kegiatan menyirami lahan tempat tumbuhnya cabai rawit dengan pupuk yang sudah dilarutkan.

Kami sendiri biasanya menggunakan pupuk NPK jenis Mutiara dan disandingkan dengan pupuk KCL. Tujuan pengocoran ini dimaksudkan untuk mencukupi unsur hara si tanaman cabai.

Ketika kegiatan pengocoran rutin dilakukan, tanaman cabai rawit akan tumbuh subur dengan daun yang tetap hijau, bahkan buahnya bisa lebih panjang daripada rawit yang biasa BosQu beli di pasar.

Dilansir dari laman Kementerian Pertanian RI, Kamis (18/3/2021) melalui Kompas, cabai rawit bisa hidup sampai 2-3 tahun apabila dipelihara dengan baik dan kebutuhan haranya tercukupi.

Jadi, bisa kita kira-kirakan berapa keuntungan ketika budidaya cabai rawit. Si cabai akan memasuki masa panen setelah melewati usia 3 bulan. Biasanya para petani yang menjual cabai rawit hijau melakukan pemetikan setiap sebulan sekali. Nah, kalau umur si cabai rawit mencapai 2 tahun? Dua tahun ada 24 bulan, kita kurangi 4 bulan, berarti ada sekitar 18-20 kali panen. Wow banget, kan!

Aku pernah menghitung secara manual bahwa 1 pohon tanaman cabai rawit yang lumayan lebat dan tidak keriting bisa menghasilkan 400-600 gram dalam sekali panen. Kalau kita kalikan dengan 500 pohon, kemudian dikalikan lagi dengan harga cabai rawit Rp20.000/kg? Mantap!

Tidak bakal rugi kalau BosQu menanam cabai rawit dengan sistem budidaya yang apik. Tambah lagi seperti hari ini, sudah ramai orang bertanam cabai rawit berdampingan dengan pohon kopi, pohon pepaya, atau sekadar pengisi kekosongan di pekarangan rumah.

Jika diseriusi, maka si cabai kecil ini bisa sangat menghasilkan. Tinggal kitanya lagi, mau lebih serius, atau malah menanam cabai rawit lalu di-ghosting hingga daunnya keriting?

Salam.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun