Begitulah, sabar adalah cahaya dan cahaya itu akan semakin terang ketika seseorang terus melatih diri untuk mengasah hati.
Dalam berdoa, sabar sangat penting karena kita harus menyadari bahwa Allah telah menyiapkan waktu yang pas untuk pengabulan doa kita. Bisa cepat, bisa lambat, juga bisa diganti. Kolaborasi perilaku yakin, khusyuk, dan ikhlas bakal semakin menguatkan kesabaran diri.
Nyatanya, pengabulan doa bukanlah tentang waktu melainkan tentang kebutuhan kita.
Kelima, Pasrah
Ikhlas, sabar, lalu pasrah. Agaknya ketika kata-kata tersebut terdengar seperti satu paket dan sulit untuk dipisahkan.
Mengapa begitu? Doa dalam hubungannya dengan perilaku pasrah bakal tidak jauh-jauh dari permasalahan rezeki, karir, masalah, keinginan, anak, istri, suami, pendidikan, dan lain sebagainya.
Terhadap berbagai hal yang kusebutkan tadi, bukankah ada kepasrahan di belakangnya?
Semisal, perilaku seorang pedagang online yang pasrah dengan rezeki. Dirinya akan selalu menimba semangat untuk promosi, sedangkan rezekinya, siapa pelanggan yang bakal tertarik untuk membeli barang jualannya ia serahkan kepada Allah.
Benar. Pasrah di sini bukan sekadar berserah diri tanpa ada embel-embel ikhtiar. Doa pula demikian.
Pasrah adalah prinsipnya orang-orang yang bertawakal kepada Allah dengan cara "tidak menebak dan mendikte hasil". Dengan demikian, selama seseorang meninggikan sikap berserah diri yang disertai dengan ikhtiar, insyaAllah niatnya tetap tulus tanpa modus.
***