Allah menyapa hamba-Nya dengan mesra syahdan meminta untuk "Berdoalah kepada-Ku". Masa iya seorang hamba malah enggan untuk melantunkan doa. Itulah mengapa mereka yang tidak mau berdoa adalah orang-orang yang sombong.
Kedua, Khusyuk
Selain yakin dalam berdoa, seorang hamba juga diminta untuk khusyuk. Detailnya, khusyuk bisa datang dalam dua situasi.
Situasi pertama yaitu ketika kita melakukan perenungan mendalam terhadap suatu masalah. Rasanya masalah itu begitu berat, menyayat hati, sehingga didapatkanlah kesimpulan bahwa kita benar-benar butuh dengan Allah.
Sedangkan situasi kedua yaitu ketika seorang hamba tidak khawatir dan tidak pula bersedih hati sebagaimana yang ditegaskan dalam QS Yunus ayat 62.
Artinya, khusyuk adalah situasi ketika seorang hamba sungguh-sungguh dalam berniat, menghadirkan hati, serta menghambakan diri kepada Allah. Dalam berdoa, khusyuk juga merupakan kunci bahwa sebenarnya doa kita ini sungguh-sungguh, atau malah niatnya serong.
Ketiga, Ikhlas
Nah, sekarang kita masuk ke perilaku ikhlas sebagai salah satu prinsip dalam meminta pertolongan kepada Allah. Sebagaimana yang kita ketahui, ikhlas itu rela, dan kerelaan itu bermuara kepada perilaku menerima segala ketetapan Allah SWT.
Orang yang mengaku dirinya ikhlas sejatinya belum tentu dirinya benar-benar ikhlas. Alhasil, dalam kaitannya dengan doa, prinsip ikhlas di sini ialah, situasi ketika seseorang menerima ketetapan Allah atas doanya.
Siap ketika doanya dikabulkan, dan siap pula ketika doanya diganti oleh Allah dengan sesuatu yang ia butuhkan.
Keempat, Sabar
"Jadikanlah Sholat dan Sabar Sebagai Penolongmu"
Perilaku sabar sesungguhnya bukanlah perilaku kaleng-kaleng. Ketika telah keluar kalimat "kesabaranku telah habis; kesabaranku ada batasnya", maka secara tidak langsung orang itu sudah keluar dari jalur perilaku sabar.