Meski demikian, sudah dua tahun ini laptopku semakin lelet. Padahal beberapa software telah aku delete, gim tidak kupasang lagi, harddisk juga kusetel sehemat-hematnya, tetapi tetap saja masih lemot.
O ya, aku beberapa kali gonta-ganti program Windows 8 dan Windows 10 karena terobsesi dengan kecepatan Booting dan Shut Down-nya. Tapi sayang, Windows 10 belum cocok berdampingan dengan laptop kentang yang aku punya.
Pernah pula aku bertanya kepada para teknisi di tempat service komputer, eh, ketika laptopnya aku tinggal di sana ternyata esok harinya sudah diinstal ulang. Ya, yang sebelumnya Windows 10, dikembalikan ke Windows 7. Sedihnya, lemotnya tetap bersarang. Aku kesal!
Nah, kalau kuingat-ingat lagi wajah si pemateri webinar Storytelling Marketing malam tadi, mungkin Bapak itu kesalnya berkuadrat-kuadrat lebih tinggi dariku. Alhasil, solusi terbaik agar di hari esok kisah tersebut tidak terulang lagi adalah, kita perlu lebih care dengan si laptop.
Di waktu santai sekitar tiga bulan yang lalu aku sempat berbincang dengan seorang sahabat yang merupakan seorang instruktur dapodik sekolah. Aku penasaran dengan fungsi SSD (Solid State Drive) yang kabarnya dapat meningkatkan kinerja dan kecepatan laptop.
Dirinya belum pernah ganti harddisk ke SSD, sih, tapi berdasarkan ceritanya dan aku browsing juga di internet, SSD memang mampu mendongkrak kinerja laptop kentang menjadi lebih gesit.
Ganti Harddisk ke SSD, Solusi Jitu Agar Laptop Lemot Jadi Gesit
Baru sebulan. Ya, awal bulan kemarin setelah gajian aku langsung membeli SSD di salah satu toko komputer di Curup. Spesifikasinya, SSD ini berkapasitas 120GB, memiliki kecepatan baca/tulis 500Mbps/420Mbps dengan form factor 6GB/s. Aku beli dengan harga Rp395.000.
Bila kita bandingkan sejenak antara Harddisk (HDD) dan Solid State Drive (SSD), SSD merupakan perangkat penyimpanan data yang berfungsi sebagai HDD namun bekerja ala flash memory.