O ya, itu hanya sekadar contoh simulasi sederhana inflasi dalam kurun waktu satu tahun. Nah, pertanyaannya, bagaimana kabar nilai uang Rp 5.000 tadi pada 5-10 tahun kemudian? Bisa jadi, kita tidak lagi bisa membeli tempe, melainkan hanya mampu membayar kantong kreseknya. Ehem.
Seirama dengan fenomena tersebut, ternyata proses penggapaian masa depan juga tidak jauh berbeda. Makin bertambah hari, harga masa depan itu semakin mahal, terlebih lagi ketika kita malah bersantai-santai di masa muda tanpa merencanakan strategi pencapaian impian.
Sebagai permisalan, kita ambil contoh kehidupan para petani. Dulu, barangkali banyak orang yang bercita-cita bersekolah cukup hingga jenjang SMA, lalu setelahnya ikut keluarga untuk bertani. Tapi, apa yang terjadi ketika mereka sudah lulus SMA?
Ternyata tanah yang dulunya subur, sekarang sangat membutuhkan asupan, pupuknya mahal, harga sayuran bikin isi dompet nyungsep, serta berbagai kemirisan lainnya. Alhasil, bekal ijazah SMA untuk kemudian menjadi petani sukses tidaklah cukup.
Belajar dari mindset emas, rasanya kita perlu membeli masa depan dengan harga hari ini. Ya, kalau yang kita beli itu adalah logam mulia, maka si kuning yang kita beli di hari ini nilainya bisa terus bertambah jika kita simpan dalam kurun waktu beberapa tahun.
Barangkali sebagian dari kita masih ingat betul dengan harga beli emas yang menyentuh harga Rp 700 ribuan/gram di tahun 2019.Â
Hebatnya, sekarang emas sudah otewe menuju Rp 1 juta. Baru ditinggal dua tahun, ternyata masa depan emas sudah meningkat sejauh itu.
Pun demikian dengan perjuangan diri untuk menggapai masa depan. Kita tahu bahwa masing-masing orang menjalani proses, tantangan, serta hambatan yang berbeda. Dengan demikian, ukuran dan jangka waktu kesuksesan mereka juga berbeda.
Tapi, mindset penggapaiannya masih sama. Bahwa ikhtiar hari ini, keringat hari ini, serta konsistensi berjuang hari ini akan terlihat mahal nilainya ketika kita tatap di masa depan. Gimana, bisa diterima, kan?
Ketiga, Emas Mengajarkan Kita untuk Konsisten
Ketika kita melirik emas sebagai sebuah mindset, ada tiga poin penting yang kita bisa petik darinya.
Pertama, si kuning logam mulia mengajak kita untuk konsisten menabung. Tidak melulu tentang jumlah gramasi, sikap rutin dalam menyisahkan tabungan untuk masa depan lebih dihargai daripada menabung sesekali di kala ingat.