Tidak cukup sampai di sana, dalam tradisi bageghak telah ditentukan siapa-siapa saja tim harian. Proses pembentukan tim sudah ditentukan oleh kepala desa, bahkan para petugas begeghak yang menjalankan misi bakal diberi upah.
Adapun segenap alat yang diperlukan untuk melakukan begeghak ini seperti gegetuak (kentongan), panci, galon air, dan sebagainya yang disertai dengan teriakan yang bertempo nan berirama.
O ya, setelah tadi malam sempat berdialog dengan rekan kuliah, aku juga diberitahu bahwa tradisi begeghak masih dilakukan hingga saat ini tepatnya di dekat desa tempatku mengajar di Kepahiang. Soalnya, di desa tersebut memang mayoritas penduduknya adalah Suku Serawai.
Kedua, Menyembelih Ayam Kampung/Ayam Pramuka untuk Lauk Sahur Perdana
Benar. Di keluarga kami khususnya masyarakat Suku Rejang, kegiatan sembelih ayam kampung seakan-akan menjadi "ritual" wajib untuk menyambut sahur perdana di bulan Ramadan. Pun demikian dengan masyarakat Suku Lembak yang ada di provinsi Bengkulu.
Jikalau tidak ada ayam kampung, bisa digunakan ayam pramuka yang biasanya sudah ada di tiap-tiap rumah pada siang atau sore hari jelang sidang isbat Ramadan.
Khusus di desaku, masyarakat Rejang biasanya sudah membeli ayam pramuka sejak pagi hari. Terang saja, di sini mulai pukul 05.30 sudah ramai dilewati para penjual ayam pramuka yang mengendarai motor sembari berklakson ria.
Sedangkan jelang ashar nanti, masyarakat yang bertani bakal pulang lebih awal untuk membantu keluarganya menyembelih ayam dan mengolahnya. Bisa diolah menjadi gulai, rendang, atau cukup disambal.
Uniknya, masyarakat di sini bakal lebih memilih membeli ayam hidup lalu menyembelihnya daripada harus membeli ayam potong di pasar. Ya, namanya juga tradisi. Ada nilai dan semangat tersendiri bagi masyarakat dalam menyambut bulan Ramadan.
Ketiga, Opoi Sambang
Jelang akhir bulan Ramadan, ada tradisi unik lain yang hanya ada di provinsi Bengkulu. Kegiatan ini bakal dilakukan sejak malam 27 dan 30 Ramadan. Namanya Opoi Sambang. Â