Ketiga, Masjid Al-Faruq, IAIN Bengkulu
Nah, ketika tiba di kampus, satu-satunya masjid yang memudahkan segala urusanku adalah masjid Al-Faruq. Masih sama, bagiku masjid Al-Faruq juga merupakan masjid singgah sekaligus masjid tempat kumenunggu dosen pembimbing.
Bahkan, pada semester 1-3 kuliah aku sering bermalam di masjid ini karena terlampau lelah jikalau aku harus pulang pergi kuliah setiap hari. Di sini pengurus masjidnya adalah seorang mahasiswa jurusan PAI, dan satpam yang bertugas di sekitar masjid juga sangat ramah.
Masjid Al-Faruq di IAIN Bengkulu. Dok. Ozy V. Alandika
Tak heran, aku betah beribadah maupun bermalam di masjid yang beralamat di Jl. Raden Fatah No.4, Pagar Dewa, Kec. Selebar, Kota Bengkulu ini. Menaranya yang anggun juga menjadi icon tersendiri bagi IAIN Bengkulu.
Pun demikian dengan ruangan utama dalam masjid. Karena cuaca di kota Bengkulu sangat panas (bagiku), masjid ini didesain dengan banyak jendela dan lubang angin. Ya, walaupun sudah banyak terpajang kipas angin, tetap saja jamaah masih sering merasa kepanasan.
Tersedia banyak jendela dan lubang angin di  Masjid Al-Faruq di IAIN Bengkulu. Dok. Ozy V. Alandika