Mohon tunggu...
Ozy V. Alandika
Ozy V. Alandika Mohon Tunggu... Guru - Guru, Blogger

Seorang Guru. Ingin menebar kebaikan kepada seluruh alam. Singgah ke: Gurupenyemangat.com

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Tiga Masjid Favorit, Aku Singgahi Ketika Melintasi Tiga Kabupaten

30 April 2021   22:15 Diperbarui: 1 Mei 2021   00:39 2670
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Masjid Agung Baitul Hikmah, Kepahiang, Bengkulu. Dok. Ozy V. Alandika

Dalam melanjutkan pendidikan, aku berkelana pulang-pergi melintasi tiga kabupaten di provinsi Bengkulu. Darinya, ada tiga masjid singgah yang selalu kuhampiri setiap kali bepergian.

Bukan tanpa alasan, sejatinya salah satu pertimbangan mengapa aku memilih perguruan tinggi yang cukup jauh dari rumah ialah karena akreditasinya yang sudah A.

Sesungguhnya di kabupatenku sendiri juga sudah ada kampus, hanya saja pada tahun 2018 lalu akreditasinya belum terbit alias masih dalam masa pengajuan.

Aku tak ingin mengambil risiko lebih. Tambah lagi di tahun 2018 aku masih bekerja sebagai guru honorer di sebuah SMP Negeri yang berjarak 10 KM dari rumahku.

Alhasil, aku agak nekat memilih untuk melanjutkan jenjang pendidikan di IAIN Bengkulu yang sebentar lagi bakal berganti nama menjadi UIN Fatmawati-Soekarno.

Dan ternyata, akhir-akhir ini kenekatan tersebut sedang menghadapi ujian terbesarnya. Iya, semenjak kembali aktif kuliah sejak awal Maret 2021 kemarin ---sebelumnya sempat cuti selama satu tahun--- aku sangat sering pulang-pergi Curup-Bengkulu.

Bahkan, dalam dua hari terakhir ini saja aku selalu berbuka puasa di tengah perjalanan dilanjutkan dengan ibadah. Sesudahnya, barulah aku pulang ke rumah sembari meluangkan waktu untuk menulis di Kompasiana. Kira-kira jam 21.00-21.30 WIB aku baru tiba di rumah.

Apakah aku tidak capek? Sebenarnya sih, capek. Tapi biar bagaimanapun, capek yang kurasakan hari ini adalah konsekuensi dari niatku di jelang akhir tahun 2018, kan?

Begitulah. Sebagai konsekuensi lainnya, pada bulan Ramadan tahun ini aku malah lebih sering mampir di tiga masjid singgah pada tiga kabupaten yang berbeda.

Terkadang aku mampir salat Zuhur di masjid pertama, salat Ashar di masjid kedua, dan berbuka puasa di masjid ketiga. Semua kegiatan tersebut memiliki pola, tergantung pada jam berapa aku berangkat dari rumah. Adapun tiga masjid yang kumaksud, antara lain:

Pertama, Masjid Agung Baitul Hikmah, Kepahiang

whatsapp-image-2021-04-30-at-21-35-24-1-608c18ef8ede481eec318462.jpeg
whatsapp-image-2021-04-30-at-21-35-24-1-608c18ef8ede481eec318462.jpeg

Masjid Agung Baitul Hikmah, Kepahiang, Bengkulu. Dok. Ozy V. Alandika

Kabupaten pertama yang aku lintasi ketika keluar dari Curup ialah kabupaten Kepahiang. Nah, dalam dua tahun terakhir, kabupaten tempat aku mengajar ini sedang melaksanakan pembangunan masjid agung untuk dijadikan pusat kegiatan keagamaan di kabupaten Kepahiang.

Sejak akhir tahun 2019 pembangunan mulai digencarkan, dan hari ini masjid agung Baitul Hikmah semakin terlihat megah.

Jikalau dirimu sempat singgah atau pun melewati kabupaten Kepahiang, dirimu bisa singgah di masjid Baitul Hikmah yang beralamat di desa Kelobak kecamatan Kepahiang, Bengkulu. Posisi masjid tepat berada di seberang komplek dinas perkantoran kabupaten Kepahiang.

Saat ini pengerjaannya sudah nyaris 100% selesai. Selain tampil dengan warna putih mencolok nan anggun, masjid agung Baitul Hikmah juga memiliki tiga lantai ruang ibadah, tempat wudhu yang tertutup dan megah, serta didukung dengan halaman parkiran yang relatif luas.

Tempat yang menjadi pusat kegiatan ibadah saat ini masih terfokus pada lantai 2 dan lantai 3 masjid.

Ketika memasuki masjid, para jamaah dihadirkan secarik kaligrafi kufi yang di puncaknya tertulis doa masuk masjid. Dok. Ozy V. Alandika
Ketika memasuki masjid, para jamaah dihadirkan secarik kaligrafi kufi yang di puncaknya tertulis doa masuk masjid. Dok. Ozy V. Alandika

Ketika ingin memasuki ruang utama, para jamaah yang melangkahkan kaki berjalan menaiki tangga akan dihampiri oleh rangkaian kaligrafi kufi berwarna hijau yang di atasnya bertuliskan doa masuk masjid "Allahummaf tahlii afwaaba rohmatik."

whatsapp-image-2021-04-30-at-21-35-23-1-608c19678ede482f933b25d2.jpeg
whatsapp-image-2021-04-30-at-21-35-23-1-608c19678ede482f933b25d2.jpeg

Kubah dalam Masjid Agung Baitul Hikmah, Kepahiang, Bengkulu. Dok. Ozy V. Alandika

Tidak berbeda jauh, ruangan utama di dalam masjid megah ini juga didominasi warna putih. Pun demikian dengan kubah dalam masjid yang dirangkai indah dengan tulisan Allah dan Muhammad. Kolaborasi warna putih, hijau, dan kecoklatan membuatnya terlihat sejuk.

whatsapp-image-2021-04-30-at-21-35-23-608c19818ede48310e64b652.jpeg
whatsapp-image-2021-04-30-at-21-35-23-608c19818ede48310e64b652.jpeg

Masjid Agung Baitul Hikmah, Kepahiang, Bengkulu. didominasi warna putih sejuk. Dok. Ozy V. Alandika

Jarak dari rumahku ke masjid agung Baitul Hikmah yaitu sekitar 35 KM, tapi setiap Zuhur maupun Ashar aku sering singgah ke sini. Makanya kusebut masjid ini sebagai masjid singgah.

Ketika pulang mengajar pula demikian. Biasanya sewaktu Zuhur aku sering singgah ke masjid yang sekarang menjadi icon wisata religi kabupaten Kepahiang.

Kedua, Masjid Jamiatul Khair Taba Penanjung

Masjid Jamiatul Khair, Taba Penanjung Kabupaten Bengkulu Tengah. Dok. Ozy V. Alandika
Masjid Jamiatul Khair, Taba Penanjung Kabupaten Bengkulu Tengah. Dok. Ozy V. Alandika

O ya, sebelum sampai ke kota Bengkulu, sesudah kabupaten Kepahiang kita akan melewati kabupaten Bengkulu Tengah. Kami biasanya mengenal kabupaten ini dengan sebutan "gunung" karena memang jalannya yang penuh dengan tebing serta lika-liku.

Tercatat ada liku 99 dan liku 9 yang bakal membuat siapa pun yang lewat rawan terserang Motion sickness alias mabuk perjalanan. Alhasil, sebelum melalui jalan bertebing penuh liku ini kita perlu mempersiapkan kondisi fisik, bukan?

Liku 9 disertai jalan menanjak yang cukup panjang di Bengkulu tengah. Foto: YouTube  Fikri Asrolan
Liku 9 disertai jalan menanjak yang cukup panjang di Bengkulu tengah. Foto: YouTube  Fikri Asrolan

Nah, Alhamdulillah kehadiran masjid Jamiatul Khair yang bertempat di Jalan Lintas Bengkulu - Kepahiang, Bajak I, Taba Penanjung, Kabupaten Bengkulu Tengah ini sangat strategis.

Kalau kita berangkat dari Curup maupun Kepahiang menuju Bengkulu, kita bisa singgah sembari beribadah dan melepas penat turun gunung yang penuh lika-liku di masjid ini.

Sedangkan ketika ingin pulang ke Curup, kita juga bisa beristirahat sejenak sebelum menaiki tebing yang juga penuh dengan lika-liku. Hahaha

Aku pula demikian, dan biasanya aku singgah ke masjid Jamiatul Khair ketika hendak melaksanakan Salat Jumat maupun Salat Ashar.

whatsapp-image-2021-04-30-at-21-35-26-1-608c1981d541df2d547dbdb2.jpeg
whatsapp-image-2021-04-30-at-21-35-26-1-608c1981d541df2d547dbdb2.jpeg

Proses pembangunan perpustakaan Masjid Jamiatul Khair, Taba Penanjung Kabupaten Bengkulu Tengah. Dok. Ozy V. Alandika

Saat ini, masjid Jamiatul Khair yang memiliki menara cantik juga sedang melaksanakan pembangunan. Saat kuamati lagi pada kemarin sore sepulang dari kampus, para pengurus masjid sedang membangun ruang perpustakaan serta perluasan tempat wudhu.

Meski begitu, para pengunjung masjid yang beribadah sembari bersinggah tetap ramai karena posisinya yang sangat strategis.

whatsapp-image-2021-04-30-at-21-35-28-608c199cd541df32087edd82.jpeg
whatsapp-image-2021-04-30-at-21-35-28-608c199cd541df32087edd82.jpeg

Masjid Jamiatul Khair, Taba Penanjung Kabupaten Bengkulu Tengah, tempatnya sejuk untuk beribadah dan melepas lelah. Dok. Ozy V. Alandika

Terkait dengan ruangan masjid sendiri juga sangat sejuk. Di setiap sisi masjid sudah di pasang 2-3 kipas angin besar. Soalnya daerah Taba Penanjung memang cukup panas. Selebihnya, kehadiran kipas angin juga membuat para jamaah dari luar kota sepertiku semakin nyaman.

Ketiga, Masjid Al-Faruq, IAIN Bengkulu

Masjid Al-Faruq di IAIN Bengkulu. Dok. Ozy V. Alandika
Masjid Al-Faruq di IAIN Bengkulu. Dok. Ozy V. Alandika

Nah, ketika tiba di kampus, satu-satunya masjid yang memudahkan segala urusanku adalah masjid Al-Faruq. Masih sama, bagiku masjid Al-Faruq juga merupakan masjid singgah sekaligus masjid tempat kumenunggu dosen pembimbing.

Bahkan, pada semester 1-3 kuliah aku sering bermalam di masjid ini karena terlampau lelah jikalau aku harus pulang pergi kuliah setiap hari. Di sini pengurus masjidnya adalah seorang mahasiswa jurusan PAI, dan satpam yang bertugas di sekitar masjid juga sangat ramah.

Beristirahat sembari menunggu dosen di 
Beristirahat sembari menunggu dosen di 

Masjid Al-Faruq di IAIN Bengkulu. Dok. Ozy V. Alandika

Tak heran, aku betah beribadah maupun bermalam di masjid yang beralamat di Jl. Raden Fatah No.4, Pagar Dewa, Kec. Selebar, Kota Bengkulu ini. Menaranya yang anggun juga menjadi icon tersendiri bagi IAIN Bengkulu.

Menara Masjid Al-Faruq di IAIN Bengkulu. Dok. Ozy V. Alandika
Menara Masjid Al-Faruq di IAIN Bengkulu. Dok. Ozy V. Alandika

Pun demikian dengan ruangan utama dalam masjid. Karena cuaca di kota Bengkulu sangat panas (bagiku), masjid ini didesain dengan banyak jendela dan lubang angin. Ya, walaupun sudah banyak terpajang kipas angin, tetap saja jamaah masih sering merasa kepanasan.

whatsapp-image-2021-04-30-at-21-35-30-608c1a46d541df5ce46e6812.jpeg
whatsapp-image-2021-04-30-at-21-35-30-608c1a46d541df5ce46e6812.jpeg

Tersedia banyak jendela dan lubang angin di  Masjid Al-Faruq di IAIN Bengkulu. Dok. Ozy V. Alandika

Bahkan, banyak pula masjid-masjid lain di kota Bengkulu yang sengaja didesain tanpa dinding demi meningkatkan rasa nyaman para jamaahnya.

Ya, agaknya semua masjid di manapun tempatnya pasti didesain senyaman mungkin agar jamaah betah. Tidak jarang para pengurus masjid berlomba-lomba untuk memegahkan masjid. Tapi, yang juga tak boleh terlupa adalah "megahkan" juga sumber daya manusianya.

Mari memakmurkan masjid. Dok. Ozy V. Alandika
Mari memakmurkan masjid. Dok. Ozy V. Alandika

"Orang yang datang ke masjid bukanlah mereka yang merasa sudah baik. Sejatinya hal ini merupakan persepsi timpang yang sering hadir di masyarakat. Malahan, yang benar adalah sebaliknya. Bahwa orang yang belum mau datang ke masjid bisa jadi sudah merasa dirinya baik, sedangkan orang yang rajin datang ke masjid adalah mereka yang merasa masih banyak dosa." Ozy V. Alandika

Salam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun