Setop, jangan main terus! Begitu kata Emak jikalau kita masih enggan berhenti bermain gim. Biasanya di waktu lapang baik Emak maupun Bapak memberikan kita buku cerita keislaman yang isinya adalah siksa-siksa neraka.
Kadang, karena saking seramnya cerita dan gambar dalam cerita tersebut, anak-anak jadi sangat rajin Tarawih. Soalnya siksa neraka terus terngiang-ngiang dalam alam pikir. Hemm
7. Pergi ke Ladang Aren untuk Mencungkil Kolang-kaling
Bagi sebagian besar anak-anak di desaku (termasuk aku sendiri), tiada hari di bulan Ramadan tanpa kolang-kaling. Sepulang sekolah, biasanya aku langsung pulang ke pondok di kebun untuk segera mencungkil kolang-kaling.
Kegiatan ini seakan-akan wajib baik bagiku maupun bagi sebagian besar anak-anak di desaku. Sebenarnya mereka bisa menolak sih, tapi ya, ujung-ujungnya tidak bisa beli baju baru.
8. Mandi di Sungai atau Siring
Pergi jam setengah 4 sore, sedangkan pulangnya jam setengah 6. Begitulah keseruan mandi sore anak-anak pada bulan Ramadan yang begitu dirindukan. Aku sendiri juga demikian karena di dekat rumah kami ada siring sempit yang biasa digunakan untuk mandi.
Siring tersebut disemen dengan halus sehingga siapa pun yang mandi di sana bisa bermain seluncuran sepuasnya. Kepuasan tersebut baru akan berhenti setelah dijemput oleh Emak seraya marah-marah. Waduh!
9. Bilangnya Mau Tarawih, Eh Malah Main PS2
Tahun 2005-2007, seingatku masa-masa itu di desa kami sedang viral gim PS2. Hebatnya pula, gim PS2 ini ada rentalnya dan rental tersebut posisinya tepat di sebelah musala yang biasa digunakan untuk shalat Tarawih.
Sontak saja, banyak dari kami yang segera serong bin absen Tarawih demi bisa main gim PS2. Waktu itu, dengan mahar Rp1500 kita bisa main PS2 1 jam. Aku sendiri sering main gim Mortal Kombat Shaolin Monks, Mortal Kombat Eragon, dan Ninja Turtles. Eh. Wkwk
10. Duduk Rapi Mendengarkan Kultum Tarawih Agar Dapat Tanda tangan Penceramah