Mohon tunggu...
Ozy V. Alandika
Ozy V. Alandika Mohon Tunggu... Guru - Guru, Blogger

Seorang Guru. Ingin menebar kebaikan kepada seluruh alam. Singgah ke: Gurupenyemangat.com

Selanjutnya

Tutup

Kurma Artikel Utama

Tips Berkendara Sepeda Motor Jarak Jauh pada Bulan Ramadan, Awas Bengong!

13 April 2021   23:21 Diperbarui: 14 April 2021   08:39 2883
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Berhenti sejenak, jangan paksa diri melaju ketika ngantuk. Dokpri

Sekilas, berkendara sepeda motor bagi kita yang sudah mahir dan terbiasa tidak memerlukan begitu banyak tips. Yang penting kita pakai helm, menggunakan perlengkapan keselamatan, mematuhi rambu lalu lintas syahdan mengendarai motor dengan hati-hati.

Hanya saja, beda kiranya ketika tantangan berkendara sepeda motor pada bulan Ramadan. Terang saja, ketika kita sedang menjalankan ibadah puasa, derajat fokus cenderung berkurang.

Apa lagi ketika hari sedang terik. Pandangan mata, kalau tidak lihat iklan televisi ya lihat jajanan di warung! Ups, tidak begitu. Aku hanya bercanda. Tidak mungkinlah, ya. Belum juga genap seminggu berpuasa, masa sudah loyo aja! Hahaha

Sedikit aku berkisah, tadi siang aku sengaja berangkat ke kota Bengkulu karena ada keperluan temu dosen di kampus. Jarak dari rumahku (Curup) ke kota Bengkulu lumayan jauh, tepatnya 90 KM dan mampu kutempuh dalam waktu 2-2,5 jam.

Dokumentasi pribadi
Dokumentasi pribadi

Cukup jauh sebenarnya, tambah lagi aku bepergian menggunakan sepeda motor di siang hari. Panasnya terasa, teriknya sesekali menyiksa, dan rasa kantuk kadang ingin bertamu dengan segera.

Meski begitu, aku sudah sering menempuh jarak yang cukup jauh dengan sepeda motor. Bahkan, hampir tiap hari aku menghabiskan seperempat waktu harianku demi mengukur jalan. Maksudku, mengukur masa depan.

Hanya saja, pada hari perdana "berperang" melawan hawa nafsu ini aku cukup merasakan perbedaan yang mencolok dalam berkendara.

Tadi, sewaktu pergi, jalan raya yang juga merupakan jalan lintas Lubuk Linggau -- Bengkulu ini cukup sepi. Meski begitu, aku beberapa kali hilang fokus dan beberapa kali mengerem mendadak ketika melewati tikungan.

Cukup aneh sebenarnya. Padahal tadinya aku sudah sarapan lho, eh, maksudku sahur. Tapi entah mengapa fokus berkendaraku jadi rawan lenyap. Alhamdulillah, beruntung dalam waktu 2 jam tadi aku bisa sampai ke kota Bengkulu dengan selamat.

Jadi, seraya berbagi pengalaman, aku ingin menuangkan sedikit tips dalam berkendara sepeda motor di bulan Ramadan. Berikut hal-hal yang perlu sama-sama kita perhatikan:

Awas, Saat Jalanan Sepi Pengendara Motor Rawan Bengong

Awas bengong! Foto: ellasconducen.com
Awas bengong! Foto: ellasconducen.com

Iya, tak peduli pengendara motor yang sudah super mahir maupun yang baru berpengalaman beberapa tahun, masing-masing darinya memiliki kesempatan yang sama untuk berada pada situasi bengong.

Tambah lagi sekarang ini bulan Ramadan. Perasaanku, derajat kebengongan seorang pengendara motor bakal meningkat drastis.

Dikatakan oleh dr Phaidon L Toruan selaku pakar kesehatan melalui Detik, sejatinya sulit fokus selama berpuasa itu wajar, sebagian besar orang mengalaminya terutama pada 3 hari awal berpuasa.

Tiga faktor utamanya adalah penurunan gula darah, terlalu banyak makan gorengan ketika sahur, dan kurang minum.

Kebetulan pada siang hari tadi aku sedang berangkat ketika matahari benar-benar terik. Dalam perjalanan berkendara yang cukup jauh, ternyata jalanan sepi menjadi salah satu penyebab bengong.

Alasannya sepele, yaitu ketika jalanan sepi kita mungkin berpikir bahwa bisa ngegas motor agar melaju lebih cepat, padahal ketika itu pula fokus kita "kabur" walau hanya sejenak. Untuk perjalanan jauh, fokus berkendara perlu ditinggikan. Jangan lengah gegara jalan lengang.

Jaga Jarak Aman dengan Sesama Pengendara

Jaga jarak, Bro. Foto: KOMPAS
Jaga jarak, Bro. Foto: KOMPAS

Sangat penting untuk menambah jarak antara pengendara motor dengan kendaraan lainnya, terlebih lagi jika dirimu melakukan perjalanan jauh. Terang saja, pada hari-hari normal saja kita membutuhkan waktu hingga satu detik untuk melakukan refleks pengereman secara mendadak.

Nah, bayangkan bila kemudian dirimu sedang melaju dengan kecepatan tinggi atau sedang melewati banyak tikungan. Artinya, kita jadi rawan keluar jalur lintasan, bukan?

Aku tadi pula demikian, sepanjang perjalanan terutama di daerah Bengkulu Tengah aku dihadapkan dengan banyak tikungan yang puncaknya adalah liku 9 di daerah pegunungan.

Benar, konsentrasi kita benar-benar diuji terutama ketika melewati berbagai penurunan yang berliku. Gagal fokus sekali saja syahdan telat pijak rem, bisa-bisa kita terperosok ke siring dan pinggir jurang.

Banyak kendaraan yang sering terjebak oleh liku ini, bahkan dalam kurun 2minggu terakhir sudah ada 2 truk yang terguling dan hampir terperosok ke jurang.

Maka dari itulah, karena refleks di bulan puasa bisa jadi melambat, kita perlu menjaga jarak aman dengan sesama pengendara.

Kepolisian Polda Metro Jaya merekomendasikan jarak aman ini berdasarkan kecepatan laju kendaraan.

Detail jaraknya dimulai dari 15-20 meter ketika kecepatan berkendara 30 km/jam, harus berjarak 20-40 meter ketika kecepatan 40 km/jam, hingga harus berjarak 50-80 meter ketika laju kecepatan menyentuh angka 100 km/jam.

Intinya, semakin cepat laju kendaraan kita, semakin jauh jarak yang harus dijaga. Intinya adalah kembali kepada diri si pengendara, bahwa secepat apa ia bisa melakukan refleks pada keadaan tak terduga seperti bengong maupun kurang konsentrasi.

Jangan Paksa Terus Melaju Ketika Mengantuk

Berhenti sejenak, jangan paksa diri melaju ketika ngantuk. Dokpri
Berhenti sejenak, jangan paksa diri melaju ketika ngantuk. Dokpri

Rasa kantuk memang merupakan tamu yang paling sering singgah ke hadapan para pengendara sepeda motor.

Sejauh yang kurasakan terutama saat berkendara menempuh jarak 90 km, seseorang bakal mengalami 3 sesi situasi yaitu segar-mengantuk-fokus, mengantuk-fokus-segar, hingga segar-fokus-mengantuk.

Situasi tersebut terus terjadi bergantian dengan pola yang berbeda tergantung pada kondisi fisik dan mental seorang pengendara. Ya, anggaplah jarak 90 km tadi bisa ditempuh selama 2 jam. Toh waktu 2 jam itu kita tidak mungkin bisa selalu fokus, bukan?

Terkadang, gegara semalam telat tidur, rasa kantuk akhirnya datang dan balas dendam ketika kita sedang berkendara. Tapi ketika kita melakukan rem mendadak, kantuk tiba-tiba hilang dan kita bisa kembali fokus.

Sayangnya jalan tersebut tidak selalu bisa kita pilih, apalagi direncanakan. Biasanya, aku sendiri kalau sudah mengantuk ketika berkendara, aku akan segera singgah ke warung kopi. Tapi pada bulan Ramadan cara tersebut tidak bisa kita lakukan.

Alhasil, demi keamanan, mendingan kita istirahat sebentar. Percaya atau tidak, bermain smartphone adalah salah satu langkah yang bisa kita tempuh untuk mengusir kantuk saat berkendara. Tapi... maksudku bukan berkendara sembari main smartphone, ya! Berhenti dulu.

Ganti Sasaran Pandang Mata Ketika Rasa Bengong Mulai Singgah

Gambar oleh Christel SAGNIEZ dari Pixabay 
Gambar oleh Christel SAGNIEZ dari Pixabay 

Ketika berkendara dengan sepeda motor dalam kondisi normal, biasanya kita cukup sering lirik kanan, kiri, depan, dan belakang. Terkadang seseorang dengan sengaja melirik kaca spion dan jam tangan demi menata kembali mood berkendara.

Hanya saja, dalam situasi puasa hal tersebut malah jadi sangat berbahaya. Lagi-lagi alasannya adalah fokus dan suasana lapar maupun haus terkadang mampu merusak fokus hingga berada pada titik terendah.

Bahkan, jangankan urusan lirik jam tangan, pandangan kita ke jalan pun tetap bisa mengakibatkan bengong. Misalnya memandang plat kendaraan di depan kita, memandang aspal seraya wanti-wanti jika ada lubang, melirik jenis helm kendaraan di depan, dan sebagainya.

Dalam lirikan selama satu atau dua detik, mungkin bisa dianggap normal. Tapi jikalau sudah lebih dari itu? Si pengendara harus cepat sadar karena sesungguhnya ia sedang berada pada situasi bengong.

Alhasil, untuk mengembalikan fokus, kita perlu mengganti sasaran pandang mata walaupun yang dilirik adalah jalan raya di depan. Pada bulan Ramadan, hal ini sangat krusial, apa lagi ketika dirimu sedang berkendara seorang diri.

Toh, tidak sedikit pula kita temukan seorang pengendara motor yang tiba-tiba terjatuh walaupun di jalan yang lurus, kan? Aku sudah sering berjumpa dengan peristiwa serupa. Tidak ada angin tidak ada hujan, eh, tetiba seorang pengendara motor jatuh gegara bengong dan hilang fokus.

***

Kata orang, para pengguna jalan yang sedang berkendara itu terkadang serba salah. Ketika mereka hati-hati, eh malah ditabrak. Sedangkan ketika tidak hati-hati, giliran dia yang menabrak.

Meski demikian kisahnya, tiada satu pun orang yang tidak mau tiba di tempat tujuan dengan selamat. Semua orang mau selamat, aman, dan tercapai tujuannya walau harus menempuh jarak yang jauh.

Maka darinya, jangan pernah lengah dalam berkendara, ingat keluarga, ingat tujuanmu, serta ingat juga harapanmu. Dengan begitu, fokus berkendara bisa terus ditata karena kita sadar bahwa selalu ada orang tercinta yang sudah menunggu kita di tempat tujuan.

Salam.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun