Pertanyaannya, apakah SKB yang sebelumnya "kurang jitu" sehingga belum banyak Pemda yang menyilakan pembukaan sekolah di daerah? Atau, malah sama saja dengan Kurikulum Darurat yang sekarang suaranya sudah tak terdengar.
Entah bagaimana kabarnya. Padahal dulunya PGRI, IGI, KPAI, bahkan banyak praktisi pendidikan menantikan Kurikulum Darurat, tapi sekarang kehadirannya tidak terlalu berguna.
Maka dari itulah, kembali lagi kepada pembukaan sekolah tatap muka, sejatinya Mas Mendikbud tak bisa sepenuhnya menyerahkan wewenang kepada Pemda.
Barangkali ada beberapa Pemda yang ragu, atau malah takut. Rasanya hambatan-hambatan seperti itu juga menjadi tanggung jawab Kemendikbud bersama Mas Nadiem untuk kemudian dicarikan solusi.
Orangtua murid mana sempat mengeluh ke Pemda. Tahunya mereka ialah berkeluh kesah kepada guru di sekolah. Atau, sesekali mereka mendengar ujaran Mendikbud serta membaca pernyataan terkini dari Mas Menteri terkait perkembangan pendidikan di era pandemi.
Hadirnya vaksinasi adalah perwujudan dari persiapan buka sekolah. Ditekennya SKB 4 Menteri juga demikian.
Kalau pemerintah saling oper, malah ruwet. Kalau Mas Mendikbud meminta masyarakat bertanya ke Pemda, apa bedanya dengan menunggu siap. Semua pihak nanti malah bingung. Jika sudah bingung, kapan kita bisa bersiap?
Salam.
Ditulis oleh Ozy V. Alandika
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI