Sekitar  3.700 tahun berlalu, akhirnya Senku, Taiju, Tsukasa hingga Yuzuriha satu demi satu bangkit dari kurungan batu. Dari sinilah kemudian petualangan Dr. Stone dimulai dari nol. Teknologi sudah mati kutu, peradaban pula begitu.
Ketika Ilmu Pengetahuan Disandingkan dengan Peradaban
Membangun kembali peradaban dari nol dengan ilmu pengetahuan dan sains? Mungkin orang-orang selain Senku bakal berkata, "Ah, hal itu jelas-jelas 10 miliar persen tidak mungkin!"
Meski demikian, tiap kali bertambah episode, selalu saja ada ilmu sains yang ditampilkan oleh Senku dengan konsep sederhana namun ilmiah. Misalnya seperti meracik asam penghancur batu dari asam yang dihasilkan oleh kotoran kelewar dan nutrisi anggur.
Meskipun sudah melalui 10 miliar kali kegagalan, akhirnya Senku berhasil menciptakan cairan ajaib yang bisa merontokkan batu-batu pebelenggu manusia.
Kebangkitan manusia primata terkuat bernama Tsukasa adalah buah dari kegagalan yang sudah berulang kali dicoba. Dan bermula dari sana, Senku dan Taiju mengaungkan ambisi mulia yaitu membangun kembali peradaban dengan menggunakan ilmu sains.
Terus terang saja, segenap episode yang disajikan Dr. Stone baik season 1 hingga 2 termaktub nilai-nilai optimisme yang luar biasa membuncah.
Meski beberapa orang menganggap bahwa anime ini plot-nya cenderung mudah ditebak, tapi menurutku kesungguhan juang tanpa ada rasa putus asa Senku, Taiju, dan lainnya dalam membangun kembali peradaban manusia secara lintas zaman membuat anime ini sangat layak untuk ditonton.
Imbasnya, ketika Senku berhasil membuat telepon misalnya, tidak hanya teman-temannya yang lega melainkan juga para penonton akan dibuat puas seraya berpikir bahwa dengan "ilmu pengetahuan semuanya jadi bisa".
Hanya saja, menjelang pertengahan Dr. Stone season 1 hingga season 2, permasalahan membangun peradaban menjadi semakin kompleks. Ada perbedaan paradigma berpikir antara Senku dan Tsukasa yang hingga season 2 terus menjadi topik bahasan utama serial.
Ya, Tsukasa ingin menciptakan peradaban yang ideal di mana hanya orang-orang yang berhati baik saja yang boleh hidup di peradaban yang baru. Tentu saja mustahil, bukan?
