Mohon tunggu...
Ozy V. Alandika
Ozy V. Alandika Mohon Tunggu... Guru - Guru, Blogger

Seorang Guru. Ingin menebar kebaikan kepada seluruh alam. Singgah ke: Gurupenyemangat.com

Selanjutnya

Tutup

Love Pilihan

Awas Tertelan Janji Imitasi! Inilah 3 Alasan Logis Mengapa Kita Tak Perlu Pacaran Lagi

14 Maret 2021   16:48 Diperbarui: 14 Maret 2021   16:59 396
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Apa, Pacaran?

Bisa jadi nenek moyang kita dahulu belum sepenuhnya mengerti dengan apa itu pacaran. Gegara susahnya perjuangan mengarungi samudera kehidupan, mereka disibukkan dengan aktivitas bertahan hidup. Tetapi, lebih bisa jadi lagi kalau mereka memanglah tidak ingin memahami tentang apa itu pacaran.

Berbeda halnya dengan hari ini, detik ini, nuansa anggapan maupun gaya pergaulan jadi serba beda banget. Bila kita lemparkan kata pacaran, seluruh generasi z dan Aplha bakal segera unjuk gigi sembari saling mengakui bahwa mereka punya pacar.

Seluruh golongan usia berasa terpapar virus. Jangankan SMA, anak kelas 2 SD saja sudah paham betul tentang apa itu pacaran serta bagaimana caranya menggaungkan sikap cool di depan lawan jenis. Duh, keren. Style hari ini gituloh. Sementara itu, baca novel juga masih mengeja. Upss

Tetapi bila terus ditilik secara logis, tampaknya pacaran lebih banyak mudarat daripada khasiatnya.

Bisa jadi tidak sedikit orang bersaksi kalau dengan pacaran dirinya hendak termotivasi dan memiliki semangat yang menggebu. Ya, barangkali mereka setiap pagi selalu sarapan roti yang berselaikan gombalan.

Gombalan sejatinya bukanlah landasan yang kuat untuk dijadikan alibi logis kenapa seorang butuh banget dengan yang namanya pacaran.

Jujur saja, segenap diksi indah kadangkala tidak bertahan lama. Akan tiba masanya kata itu basi serta terpaksa dibuang gara-gara si dia sakit kaki. Eh, sakit hati. Sakit hati gegara ketahuan punya simpanan. Cihui!

Sakit kan, jika ketahuan? Belum diulas sudah ada setumpuk alasan logis kenapa kita tidak butuh pacaran. Ingin dilanjutin? Baiklah, mungkin kamu bakal setuju dengan alasan berikut ini:

1. Pacaran Itu Buang-buang Waktu serta Biaya

Sesungguhnya, waktu hidup di dunia ini sangat disayangkan bila kita habiskan untuk hal-hal yang tidak bermanfaat. Termasuklah kegiatan pacaran. Kenapa?

Coba saja kamu bayangkan kisah masa lalumu. Keluyuran sana-sini, janjian di malam Kamis serta malam Minggu, terus sang pacar ngambek di tengah kebersamaan.

Gara-gara ngambek, maka butuh waktu lama buat mengembalikan mood pacar, kan? Bisa jadi tidak bakal cukup waktu 3 hari untuk kembali ber-chatting mesra.

Sudah dibelikan tiket nonton Doraemon Stand by Me 2, sudah beli es lolipop, eh, kata damai belum juga direngkuh. Kan rugi, coba kemarin investasi emas saja! Hahaha

Jikalau pacarannya setelah menikah ya asyik. Meski pendamping ngambek, dibelai rambutnya sekali-dua kali toh langsung jatuh hati dan klepek-klepek lagi. Tetapi jika masih pacaran? Ya, jangan dibelai-belai donk! Gakboleh lho! Hohoho

Daripada pacaran, mendingan waktu tadi dipakai guna menggeluti hobi. Berolahraga misalnya, kan lebih sehat raga serta rohani kita. Hati pula demikian, toh hati yang sehat bakal menghadirkan perasaan cinta yang bertumpah ruah.

2. Pacaran Terkadang Penuh dengan Janji Imitasi

Emas imitasi, bisa jadi dapat ditukar ke toko logam mulia demi beli lagi yang asli. Tetapi jika perasaannya yang imitasi, mau ditukar ke toko mana? Apakah sudah didirikan toko yang sanggup mengetahui keaslian perasaan serta ungkapan janji?

Ada! Tapi cuma satu, yaitu janji calon kepala keluarga di depan penghulu sewaktu akad nikah. Uhh, so sweed banget. Eh, so sweet! Nah, yang jadi persoalan, apakah si pacar berani demikian? Bisa jadi ada yang berani, tetapi boong. Cuiit....Cuiit...Hahaha

Jadi untuk apa pacaran jikalau sang pacar sanggupnya cuma menuangkan janji-janji imitasi berbentuk ungkapan gombalan yang diragukan kredibilitas kadar cintanya. Jangan-jangan gombalan tersebut segera basi seiring dengan didapatkannya pacar baru?

Ya, namanya pula cinta monyet, sedikit bahagianya, banyak gombalnya, serta banyak pula kepalsuannya. Eh, kok aku berasa pengalaman banget, ya!

3. Pacaran Itu Mengacaukan Rutinitasmu

Yang tidak bisa terhindarkan dari aktivitas pacaran yaitu amburadulnya rutinitas saban hari. Ya, orientasi atas kepentingan individu dapat berubah prioritasnya gara-gara kangen pacar. Terlebih bila pacarnya selalu menuntut ingin diperhatikan lebih. Chat harus dibalas cepat-cepat, enggak boleh conteng gelap harus biru, de..el..el. Kan repot!

Sangat tidak asyik bila kita yang tadinya baik, giat, gesit, serta sanggup memanajemen waktu dengan rutinitas kebaikan sekarang terpaksa dikacaukan oleh aktivitas pacaran.

Enak pula kalo pacar tadi tinggal menunggu detik-detik nikah, kalo enggak jadi nih yang repot. Apakah ada yang sanggup menampung air mata? Uhhhh. Baskooommm, mana baskooom!

***

Nah, bagaimana? Alasan agar tidak perlu pacaran lagi sungguh logis kan? Jadi, jikalau hadir seberkas rasa ingin untuk pacaran, maka tata ulang hasrat yang ada di alam pikirmu untuk melanjutkan pacaran.

Kalau pacaran ingin berbuah kepastian, maka dirimu hanya perlu mendatangi papanya si dia aja. Toh gak repot-repot. Di sana bakal jelas bin terang hubunganmu, apakah berlanjut ke fase yang lebih terang, atau malah harus mengikhlaskan sembari mencari baru.

Baca: Pernikahan, Perangkap Perasaan Paling Santun atas Kebebasan

Ehm, ayolah kita hiasi kehidupan ini dengan kegiatan-kegiatan yang positif.

Salam.
Ditulis oleh Ozy V. Alandika.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun