Gagasan tersebut juga seiras dengan pandangan beberapa ulama yang menegaskan bahwa hati yang selamat ibarat sebuah sengatan.
Maksudnya, hati yang selamat bakal merasa tersengat karena takut mendengar siksa dan Azab Allah, juga takut kalau amal, ibadah, serta ampunan tidak diterima oleh Allah.
Ketiga, Hati yang Munibah (Hati yang Bertaubat)
Lafaz munibah dapat kita temukan dalam Quran Surah Qaaf ayat 33:
"(Yaitu) orang yang takut kepada Tuhan Yang Maha Pemurah sedang Dia tidak kelihatan (olehnya) dan dia datang dengan hati yang bertaubat."
Pada penutup lafaz ada kalimat biqalbin muniibin yang artinya hati yang bertaubat. Ditegaskan oleh Imam Al-Qurthubi, munibah bermakna "mengharap dengan taat".
Sedangkan Imam Ibnu Qoyyim berpandangan bahwa hati yang munibah adalah diamnya hati karena taat dan cinta kepada Allah.
Tidak ada perbedaan di sini, karena sejatinya makna hati yang bertaubat seirama dengan taubatnya seseorang. Ketika seseorang bertaubat, ketika itu pula dirinya ingin lebih mencintai Allah sembari meninggalkan segenap hawa nafsunya. Alhasil, ada perbaikan hati yang terus diupayakan.
Keempat, Hati yang Wajilah (Hati yang Takut)
Hakikat hati yang takut di sini adalah ketakutan seorang hamba ketika dirinya mengingat segenap dosa dan kesalahan. Kata wajilah dapat kita temukan pada Quran Surah Al-Anfal ayat 2, tepatnya pada kalimat wajilat quluubuhum yang artinya "bergetar hati mereka".
Hati yang bergetar disebabkan oleh takut, dan perasaan takut di sini diharapkan mampu menambah kualitas dan kuantitas iman seorang mukmin.
Imam As-Sa'di menerangkan bahwa takut alias cemas hendaklah dihadirkan ketika seorang hamba ingin berbuat zhalim. Dengan takut kepada Allah, mudah-mudahan niat untuk menzhalimi segera kandas.
Kelima, Hati yang Marbuthah (Hati yang Diikat)
Gagasan singkat, agaknya diksi "diikat" telah mengingatkan kita dengan tali maupun benda lainnya yang digunakan untuk mengikat sesuatu. Nah, ketika hal tersebut dikaitkan dengan hati, maka makna terikat di sini adalah konsisten alias istiqomah.
Lafaz marbuthah dapat kita temukan dalam Quran Surah Al-Anfal ayat 11, yaitu pada kalimat wa liyarbitha 'alaa quluubikum wa yutsabbita bihil aqdaam yang berarti "dan untuk memperkuat hati kamu dan memperteguh dengannya".