"Hati, jika ia baik maka baik pulalah seluruh jasad, jika ia rusak maka rusak pulalah seluruh jasad." Begitu kutipan hadis riwayat Ash Shahihain alias Imam Bukhari dan Imam Muslim.
Kalam Nabi tersebut sejatinya seirama dengan hadis tentang amalan yang bergantung dari niatnya.
Terang saja, niat asalnya dari hati. Dengan demikian, jikalau selama ini setumpuk niat yang lahir malah mengajak diri menuju keburukan, maka hatinya perlu diperiksa. Jangan-jangan ada yang error!
Tapi, semoga tidak, ya. Sembari memeriksa hati, sejenak perlu kembali kita kenali 7 tipe hati yang dapat melahirkan niat baik. Ketujuh tipe ini disandarkan dari Al-Qur'an sebagai pedoman hidup manusia.
Dengan mengenali tipe hati yang baik, mudah-mudahan niat kita semakin terarah menuju kebaikan. Mari disimak.
Pertama, Hati yang Muthma'innah (Hati yang Tenang)
Muthma'innah yang seperti apa? Maksud hati yang tenang telah dikemukakan dalam Quran Surah Ar-Ra'd ayat 28:
"(Yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram."
Pada penutup ayat ada lafaz Tathmainnul Qulub yang berarti hati yang tenteram, hati yang adem, hati yang damai, maupun hati yang tenang.
Dalam konteks perbuatan, hati yang tenang dapat ditunjukkan sekaligus dibuktikan dengan sikap diri yang tenang ketika menghadapi ujian dan cobaan hidup. Hati tidak goyah, karena kegoyahan tersebut dapat ditepis dengan iman, dengan perilaku senantiasa mengingat Allah.
Kedua, Qalbunsalim (Hati yang Selamat)
Penegasan hati yang selamat dapat kita temukan di Quran Surah Asy Syu'ara ayat 89:
"Kecuali orang-orang yang menghadap Allah dengan hati yang bersih."
Pada penutup ayat termaktub lafaz biqalbin saliim yang berarti hati yang bersih. Terkait dengan makna bersih maupun selamat ini, Said bin Musayyah menerangkan bahwa hati yang selamat adalah hatinya orang-orang mukmin. Sedangkan hati orang kafir adalah hati yang sakit.