Memang, sih. Sejauh ini, kekurangan terbesar dari rencana asesmen nasional adalah sosialisasinya.
Mas Nadiem boleh berbangga bahwa UN telah dihapus dan program guru belajar ala dirjen GTK sudah berjalan secara rutin. Tapi, sudah sebanyak apa guru yang peduli dan mau ikut?
Masih menjadi tanda tanya besar. Terlebih lagi jika sosialiasi tersebut hanya digencarkan lewat daring. Makin sempitlah peluang semua pelaku pendidikan untuk mengerti lebih jauh tentang asesmen nasional.
Bahkan, sosialiasi sekaligus pelatihan online untuk guru secara daring saja belum dibuka. Aku sempat login ke laman guru belajar menggunakan akun GTK. Niatku adalah untuk mendaftar bimtek AKM. Eh, ternyata juga belum dibuka.
Agak sedih, sih. Bahkan lebih sedih lagi karena aku menyadari bahwa tidak semua guru di Indonesia tercinta ini punya akun GTK.
Guru honor, guru kontrak, atau guru-guru yang baru mengajar di sekolah belum tentu punya. Sedangkan guru senior saja mungkin lupa dengan akun GTK!
Maka dari itulah, untuk menjawab keanehan ini, sudah seharusnya pihak penyelenggara asesmen nasional melakukan sosialisasi secara daring dan luring. Aku tebak, jadwal sosialiasi mungkin akan sangat padat di bulan Januari 2021.
Terkesan buru-buru? Mau bagaimana lagi, mau ditunda? Ah, aku tidak yakin. Rencana asesmen nasional ini hanya sedikit terlambat dalam sosialisasi saja kok. Mungkin karena niatnya hanya untuk mengukur kali ya? Entahlah.
Salam.
Baca juga: Seandainya Asesmen Nasional 2021 Ditunda, Kamu Setuju?