Mohon tunggu...
Ozy V. Alandika
Ozy V. Alandika Mohon Tunggu... Guru - Guru, Blogger

Seorang Guru. Ingin menebar kebaikan kepada seluruh alam. Singgah ke: Gurupenyemangat.com

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Kunci Keberhasilan Pendidikan 2021: Pilih Sistem Pembelajaran yang Menjangkau Semua

29 Desember 2020   14:50 Diperbarui: 29 Desember 2020   16:04 238
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Survei terbaru KPAI tentang pembukaan sekolah tatap muka. Diolah dari KOMPAS 29/12/2020.

Ketika kita berbicara tentang pendidikan sebagai sebuah sistem, ketika itu pula kita perlu menyelam lebih dalam tentang komponen-komponen dari sistem pendidikan yang dimaksud.

Apa saja komponennya? Mulai dari tujuan pendidikan, siswa, guru, kurikulum, manajemen, waktu, alat dan sumber belajar, hingga fasilitas pembelajaran semuanya perlu ditata sedemikian rupa.

Meski demikian, ketika kita menatap eksistensi pendidikan sepanjang tahun 2020, agaknya hal mendesak yang perlu untuk segera dicari solusinya adalah tentang sistem pembelajaran.

Sejak pandemi hadir di Bumi Pertiwi tercinta, hari demi hari hingga bulan demi bulan banyak orang sibuk memperdebatkan sistem pembelajaran.

Sistem tatap muka, atau daring. Setengah tatap muka, syahdan setengah daring. Bahkan sudah hadir berbagai survei demi merengkuh seberapa besar persentase siswa, guru, hingga orangtua terkait implementasi sistem pembelajaran.

Padahal...

Hadirnya sistem pembelajaran yang beragam bukan untuk diperdebatkan dengan bersandar dari efektivitas, melainkan untuk dipilih sesuai dengan situasi di lapangan.

Kalaulah kemudian argumen dan gagasan yang hadir harus berpijak dari kefektifan pembelajaran, sangat jelas bahwa sistem pembelajaran tatap muka itu lebih efektif. Tetapi, hari ini, bahkan mungkin esok hari kita belum tahu kapan pandemi berakhir.

Lagi-lagi pandemi adalah sebuah bencana sekaligus tantangan besar bagi sektor pendidikan.

Dengan demikian, untuk meraih keberhasilan pendidikan di tahun 2021, bukan soal setuju dan tidak setuju terkait pembukaan sekolah tatap muka yang kita perbebatkan, melainkan mencari solusi untuk menerbitkan sistem pembelajaran yang menjangkau semua.

PJJ Itu Penting, dan Pembelajaran Tatap Muka Itu Dibutuhkan

Baru-baru ini, KPAI merilis sebuah survei singkat terkait pendapat siswa tentang pembukaan sekolah tatap muka Januari 2021. Hasilnya, dari total 62.448 responden, sebanyak 78,17 persen menyatakan setuju sekolah tatap muka dibuka.

Survei terbaru KPAI tentang pembukaan sekolah tatap muka. Diolah dari KOMPAS 29/12/2020.
Survei terbaru KPAI tentang pembukaan sekolah tatap muka. Diolah dari KOMPAS 29/12/2020.

Rasanya, tanpa dihadirkan survei pun anak-anak pasti ingin segera masuk sekolah. Tidak ada alasan lain, karena sesungguhnya tingkat kejenuhan PJJ itu lumayan tinggi. Apalagi kalau tugas yang diberikan guru cukup banyak, dan anak tadi suka menumpuk tugas. Ah, komplit akhirnya.

Meski demikian, kalau kita renungkan sejenak dan lebih jauh, agaknya persoalan setuju, ragu-ragu, atau bahkan tidak setuju bukanlah masalah yang krusial.

Terang saja, jika kita kembali mengamati pedoman pembukaan sekolah semester genap (Januari 2021) yang dirilis oleh Kemendikbud pada akhir November 2020 kemarin, tergambar jelas bahwa pembukaan sekolah secara tatap muka butuh izin dan berdasarkan situasi di lapangan.

Pedoman Pembukaan Sekolah Secara Tatap Muka. Dok. Kemendikbud
Pedoman Pembukaan Sekolah Secara Tatap Muka. Dok. Kemendikbud

Artinya, walaupun sudah ada perluasan izin pembukaan sekolah lewat Pemda setempat, bukan berarti Pemda yang dimaksud bisa seenaknya membuka sekolah, atau malah mewajibkan agar sekolah dibuka sesuai dengan amanat Mas Mendikbud.

Itu pemahaman yang keliru. Dan mirisnya pemahaman tersebut terus bergaung di berbagai media berita online, bahkan ikut disuarakan oleh pihak MPR.

Padahal, inti masalahnya bukanlah soal tatap muka maupun daring, melainkan keefektifan pembelajaran yang kemudian disesuaikan dengan situasi di lapangan.

Kalau di lapangan kasus pandemi masih melonjak, maka PJJ lebih aman. Sedangkan kalau di lapangan kasus pandemi sudah mereda, opsi pembelajaran tatap muka bisa ditempuh, tentu dengan protokol kesehatan yang berlaku.

Daripada berdebat soal setuju dan tidak setuju dengan pembukaan sekolah, mendingan semua pihak memunculkan inovasi sistem pembelajaran demi keberhasilan pendidikan di tahun 2021, kan?

Seharusnya, itu poin utamanya. 

Lagi-lagi kita semua menyadari bahwa PJJ itu penting, tetapi pembelajaran tatap muka tetap dibutuhkan.

Kedua sistem pembelajaran ini bisa dipilih, bisa dimaksimalkan salah satunya, bahkan bisa dikolaborasikan melalui hybrid learning maupun blended learning. Guru bisa memilih, tapi kepala sekolah, pengawas, disdik daerah, hingga Kemendikbud juga kasih arahan.

Seperti halnya pelaksanaan PJJ. Kalau survei menemukan bahwa implementasi PJJ itu membuat siswa jenuh, maka solusinya bukan berarti harus tatap muka, kan?

Sama saja seperti kita menjemur biji kopi di halaman, tapi ketika hujan turun, kita malah menutup gorden dan membiarkan kopinya kebasahan. Mungkin caranya benar, tapi salah dari sisi prioritas.

Akan lebih baik bila dicarikan solusi agar derajat kejenuhan siswa itu bisa dikurangi, sembari melihat situasi di lapangan. Pandemi sudah surut apa belum.

Saran agar PJJ Efektif. Dok. Ozyalandika.com
Saran agar PJJ Efektif. Dok. Ozyalandika.com

Mengapa permasalahan PJJ perlu dicarikan solusi? Saya kira, di masa depan, PJJ itu dibutuhkan, terlebih lagi dengan gaungan digitalisasi pendidikan yang semakin digencarkan. Alhasil, PJJ juga ikut menjadi faktor kunci keberhasilan pendidikan di tahun 2021.

Bayangkan bila kemudian pandemi sudah surut, lalu kita menerapkan pembelajaran tatap muka. berselang 3 bulan, tiba-tiba ada tantangan baru yang mengharuskan sekolah menggelar PJJ.

Nah, bagaimana? Masa iya kita harus kembali berkutat dengan problema kejenuhan dan kebosanan?

Kunci Keberhasilan Pendidikan 2021: Sistem Pembelajaran yang Menjangkau Semua

Jika ada sebagian dari kita yang menganggap bahwa kunci keberhasilan pendidikan 2021 adalah digelarnya sekolah secara tatap muka, rasanya kunci tersebut masih kurang cukup.

Ibarat sebuah rumah, pembelajaran tatap muka ibarat kunci yang dapat membuka gembok pagar. Sedangkan kunci pintu rumah, kita belum tahu karena sejatinya masalah pendidikan itu begitu kompleks.

Tidak jauh bersebrangan, kunci keberhasilan pendidikan 2021 juga sama.

Dalam artian, pembukaan sekolah secara tatap muka bukanlah angin surga yang mampu menyejukkan sekelumit masalah pendidikan kita. Tambah lagi dengan hadirnya pandemi, hadirnya inovasi sangat diharapkan.

Maka dari itulah, kita perlu menghadirkan sistem pembelajaran yang menjangkau semua. Maksudnya, tiap-tipa siswa di manapun mereka berada berhak mendapat akses pendidikan yang sama, yang merata, atau bahkan yang layak.

Secara pribadi, saya jadi sangat sedih ketika mendengar berita bahwa ada anak yang sulit mendapat akses pendidikan, bahkan tidak ikut belajar semenjak pandemi. Itu pukulan telak bagi guru, bagi sekolah, bagi Pemda, juga bagi pemerintah.

Sayangnya kita tak dapat menyalahkan keadaan, melainkan harus mencari inovasi demi menyingkirkan rasa galau atas ketimpangan pendidikan.

Sederhananya, kalau di sebuah daerah tidak bisa menggelar PJJ gegara minim fasilitas, maka tak perlu dipaksakan. Cukup cari alternatif lain yang mampu menjangkau siswa secara keseluruhan.

Ada sistem pembelajaran guru kunjung, kelompok belajar kecil, TVRI, bahkan radio. Semua bisa dipilih berdasarkan kemampuan dan kesanggupan siswa.

Ragu soal efektivitas? Rasanya efektivitas itu bukan tanggung jawab media, deh. Menghadirkan suasana yang efektif adalah tanggung jawab guru sekaligus menjadi sebuah seni dalam mengajar.

Salam.

Lanjut baca: Seandainya Asesmen Nasional 2021 Ditunda, Kamu Setuju?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun