Mohon tunggu...
Ozy V. Alandika
Ozy V. Alandika Mohon Tunggu... Guru - Guru, Blogger

Seorang Guru. Ingin menebar kebaikan kepada seluruh alam. Singgah ke: Gurupenyemangat.com

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Operator Sekolah, Pejuang "di Balik Layar" yang Terus Bekerja Tanpa Lelah

18 Desember 2020   20:40 Diperbarui: 18 Desember 2020   20:44 876
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kalau kita sudah berkisah tentang sekolah, biasanya pihak yang sering tersorot adalah siswa, guru, dan kepala sekolah. Ketiga komponen ini seringkali dijadikan bahan kajian, penelitian, hingga kritik baik dari kalangan pejabat pemerintah maupun masyarakat pada umumnya.

Serunya, pembahasan tentang siswa, guru, dan kepala sekolah pada dasarnya saling berhubungan.

Semisal, ketika pemerintah menyoroti rendahnya nilai literasi siswa, maka pihak yang tersalah bisa saja guru dan kepala sekolah. Karena kompetensi guru kurang, literasi siswa jadi rendah. Karena kepala sekolah "kurang gerak", kompetensi guru jadi mandek.

Meski begitu ceritanya, ada satu pihak lain di balik layar yang tidak boleh kita lupakan peran pentingnya. Siapa itu? Dialah operator sekolah.

Seiras dengan namanya, operator sekolah atau yang sering disingkat OPS adalah mereka yang bertugas mendukung operasional sekolah secara aktif.

Terkadang, saking banyaknya beban, OPS seakan "dipaksa" untuk bekerja secara multitasking. Urusan administrasi guru A belum selesai, eh, kepala sekolah meminta si operator untuk menginput data siswa untuk kemudian diunggah ke situs Dapodik (Data Pokok Peserta Didik).

Alhasil, makin sibuklah si OPS tadi. Paling tidak, dirinya harus ke sekolah dan bongkar-bongkar segenap arsip di ruang Tata Usaha.

Memangnya tugas operator di sebuah sekolah sebanyak itu, ya? Setahuku, memang banyak, sih.

OPS kerjanya mengurusi administrasi sekolah, administrasi siswa, administrasi guru dan kepala sekolah, administrasi keuangan sekolah, administrasi sarana dan prasarana, serta berbagai kegiatan tak terduga lainnya.

Lha, kok tak terduga?

Contoh kasusnya seperti ini. seorang guru A diminta untuk mengumpulkan SK terbaru dengan ketentuan berformat PDF dan berukuran di bawah 200Kb. Pertanyaanku sekarang, apakah semua guru bisa mengubah format SK serta mengecilkan ukurannya menjadi di bawah 200Kb?

Belum tentu!

Ketika guru A tidak bisa, maka dirinya akan meminta bantuan OPS. Padahal OPS seringkali sibuk, kan? Tapi karena sikap tahan banting tiada lelah, operator sekolah akan dengan senang hati membantu sang guru.

Walaupun begitu kisahnya, tetap saja beberapa hal tak terduga lain yang membutuhkan peran OPS. Contohnya, yaitu aktivitas minta tolongku tadi malam.

Karena beberapa hari ini Kemendikbud sedang heboh dengan syiar aplikasi barunya yang bernama "Akun belajar", akhirnya aku memberanikan diri untuk minta tolong kepada OPS sekolahku untuk mengaktifkan akun belajar atas namaku. Soalnya, aku penasaran.

Tetapi, di sisi lain sebenarnya aku agak bimbang. Alasannya satu, di SD tempatku mengajar tidak ada sinyal, sedangkan di desa tempat OPS tinggal, sinyalnya cenat-cenut. Jadi, sebenarnya kehadiran akun belajar untuk guru tak terlalu penting-penting amat kan bagi kami?

Awalnya aku hanya tanya-tanya tentang akun tersebut, tetapi hanya berselang setengah jam, ternyata akun belajar yang kutanyakan tersebut langsung diaktifkan oleh OPS. OPS memang benar-benar hebat!

Operator Sekolah Ibarat "Mesin" yang Mengurusi Mesin Siang-Malam

Dulu, sewaktu mengabdi sebagai guru honorer di sebuah SMP favorit, aku sempat mendapat amanah membantu operator sekolah.

Di SMP tersebut, siswanya nyaris 1.000 orang, Sedangkan dewan guru dan staf totalnya hampir menyentuh 80 orang. Jadi, bisa dibayangkan sibuknya sang OPS.

Kebetulan waktu itu sedang masa PPDB. Jadi, aku bersama tim OPS diminta untuk merekap data PPDB online serta administrasi sekolah lainnya. Dan ternyata... Memang melelahkan!

Sejauh pandangku, kerja OPS itu melelahkan karena mereka mengurusi mesin. Padahal OPS juga merupakan "mesin" yang memastikan roda sekolah berjalan dengan baik, kan?

Ternyata mereka juga mengurusi mesin berupa laptop, printer, hingga berbagai aplikasi input data sekolah. kisahnya, sedikit-sedikit bicara tentang verval, info GTK, sinkronisasi data, hingga kelengkapan unggah berkas.

Sedangkan guru? Tanya-tanya data sertifikasi sudah valid atau belum! Hahaha, sabar, ya, Bapak/Ibu dewan guru. Sesekali, apresiasilah dan semangatilah operator di sekolah kita.

OPS kusebut bekerja siang-malam karena memang mesin-mesin online untuk unggah data tidak selalu "sehat". Terkadang ada situs unggah data yang error, atau aksesnya yang sudah penuh. Alhasil, jalan yang dipilih OPS adalah mengakses situs pada tengah malam atau dini hari.

Di samping itu, OPS juga dituntut untuk senantiasa teliti dalam menginput data. Bayangkan saja jika ada sebiji data yang salah, otomatis dirinya sendiri yang harus memperbaiki. Butuh waktu lagi, dan begadang lagi.

Sejatinya, keberadaan operator di sekolah tidak bisa dikesampingkan. Walaupun tidak mengajar dan terlibat secara langsung dengan aktivitas pembelajaran di sekolah, OPS tetap bekerja keras di balik layar. Jadi, semangat selalu, duhai OPS!

Salam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun