Sajian di atas hanyalah contoh sederhana yang sejatinya bisa dikembangkan secara lebih hebat lagi. Tapi, sudah terbayang kan betapa besarnya dampak pembelajaran yang dimulai dari afeksi?
Hanya gara-gara jagung, siswa bisa diarahkan kepada bagian-bagian pohon jagung, kegunaan jagung, fenomena aktual tentang jagung, hingga peran jagung dalam mendukung kestabilan stok pangan dalam negeri.
Secara tidak langsung, siswa sudah diajak "keliling Indonesia",belajar lintas mata pelajaran, sekaligus berpikir kritis bersama jagung. Mereka diajak untuk memandang fenomena jagung secara luas, tidak dipersempit oleh kata buku, rumus, atau malah catatan panjang di papan tulis.
Ah, andai saja kurikulum di negeri ini tidak melulu diutak-atik, barangkali peningkatan kualitas pendidikan bisa digenjot hanya dengan berawal dari afeksi.
Pertanyaan kita, apakah semua guru sudah mengajar dengan gaya, cara, dan pendekatan seperti ini?
Bagi guru yang sudah, maka lanjut dan kembangkan. Bagi guru yang belum terbiasa, mari kita pedekate. Pemerintah juga bantu fasilitasi, jangan terlalu sibuk mengutak-atik sistem pendidikan, terutama dari segi birokrasi.
Salam.