Derajat kejenuhannya memang bukan main, karena memang, yang dihadapi adalah benda dan mesin.
Berbeda halnya ketika aku dan kita menjadi seorang guru SD. Mengobrol dengan anak-anak usia SD itu menyenangkan. Menyenangkan di sini dapat kita tilik dari dua sisi.
Kesenangan pertama ialah sebagai pengikis jenuh, karena setiap didekati, masing-masing siswa SD punya keunikannya tersendiri. Terkadang mereka suka main tebak-tebakan aneh, suka ribut dengan sesamanya, bahkan ada pula yang sampai berkelahi. Tapi?
Tidak sampai 10 menit setelah berkelahi dan nangis, eh, mereka damai lagi, tertawa lagi. Kan lucu!
Lebih dari itu, kesenangan kedua yang bisa didapat oleh guru SD adalah peningkatan kecakapan berkomunikasi. Secara, menjalin komunikasi dengan siswa SD itu tidak mudah, loh. Seorang guru SD perlu memilih diksi dan menyatukannya ke dalam kalimat sederhana yang bisa dimengerti siswa.
Bahkan, untuk siswa SD yang baru masuk, seorang guru mau tidak mau perlu menggunakan bahasa daerah, karena memang siswanya yang belum lancar berbahasa Indonesia. Ada yang seperti ini? Ada!
Kedengarannya cukup menantang, kan? Dan tantangan itulah yang kemudian membuat tingkat kejenuhan seorang guru SD relatif rendah. Tantangan guru setiap harinya beragam, dan keragaman inilah yang membuat guru perlu memiliki banyak solusi yang membangun siswa.
Sejumput hal yang kusebutkan di atas adalah pengalaman positif secara umum yang biasanya dirasakan oleh guru SD di seluruh penjuru bumi. Maka dari itulah, kembali aku ulang bahwa Aku Bangga Jadi Guru SD!
Aku bangga jadi guru SD sebagaimana kamu bangga menjadi dokter, sebagaimana kamu bangga menjadi TNI, sebagaimana kamu bangga menjadi petani, sebagaimana kamu bangga menjadi Kompasianer, juga dengan profesi bertajuk kebaikan lainnya yang tidak sempat aku sebut semua.
Salam.