Siswa perlahan akan merasakan bahwa guru yang seperti ini seakan menghambat pergerakan jarum jam sehingga bergerak lebih lambat.
Beda halnya jika guru tadi punya harapan yang besar terhadap kemajuan para siswanya. Setiap hari mengajar, setiap hari pula semangat didatangkan dengan penuh rasa cinta.
Ending-nya? Guru tadi akan terus dirindukan kedatangannya, baik di ruang kelas nyata maupun kelas maya. Inilah salah satu dampak besar dari harapan.
Sebagai penutup, sebaiknya, harapan guru jangan disempitkan oleh materi. Tahu sendiri, kan? Nanti guru hanya semangat di tanggal muda maupun semangat ketika 3 bulan sertifikasi cair.
Kalau gaji terlambat masuk 3 hari saja? Guru bisa masuk angin. Eh, maksud saya angin-anginan. Maka dari itu, mari kita luruskan harapan sembari bersandar dengan kata "mulia". Semoga niat mengajar makin tulus, terhindar dari masuk angin maupun angin-anginan.
Salam.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H