Jangan lupa lupa dengan gelaran kualifikasi Liga Champions versus Borussia Monchengladbach, 2 gol Lukaku menyelamatkan muka Inter di Giuseppe Meazza dengan skor akhir 2-2.
Hingganya, seusai laga kontra Genoa pada Minggu (25/10/2020) dini hari (WIB) lalu, Conte tak segan memuji Lukaku.
"Romelu kini merupakan seorang pemain yang berbeda: dibandingkan dengan setahun lalu, dia kini begitu meningkat. Pada masa lalu, saya telah mengatakan bahwa dia merupakan sebongkah berlian yang kasar, itulah mengapa dia selalu menjadi mitra yang saya inginkan untuk bekerja sama" ujar Conte dalam laman inter.it
Tak berlebihan bila saya sebut bahwa Nerazzurri sangat tertolong dengan kinerja Lukaku di awal musim ini.
Tanpa Nicolo Barella, Inter Milan Seperti "Kampas Kopling Aus"
Tidak lengkap rasanya jika kita hanya menyoroti Romelu Lukaku atas keagresifan Nerazzurri dalam setiap pertandingannya. Lukaku semakin tajam itu adalah hal yang tak terpungkiri. Tapi, tanpa peran seorang gelandang yang agresif, Inter Milan juga akan kesusahan.
Alhasil, Inter saat ini tampaknya cukup bergantung dengan peran krusial seorang Nicolo Barella. Gelandang mungil kelahiran tahun 1997 ini begitu terasa kehadirannya di lapangan tengah Nerazurri. Bahkan, menurut catatan transfermrkt, Barella telah menyumbang 2 asis dalam 5 pertandingan Inter.
Tanpa kehadiran Nicolo Barella di lapangan, boleh saya sebut bahwa Inter Milan seperti "Kampas Kopling yang Mulai Aus". Terang saja, ketika kita punya motor kopling yang kampasnya aus imbasnya tenaga dan "gas" motor seraya melemah dan tarikannya jadi kurang bertenaga.
Tak berbeda jauh, kondisi Inter Milan saat ini juga demikian. Tanpa adanya Nicolo Barella di lapangan, permainan Inter Milan serasa kurang bertenaga terutama dalam menghancurkan pertahanan lawan. Faktanya, hal ini dapat kita amati pada pertandingan terakhir Inter vs Genoa.
Pada babak pertama, Conte memasang duet gelandang Brozovic-Vidal untuk membongkar pertahanan rapat pasukan Rolando Maran. Hasilnya? Inter hanya mampu menghasilkan 5 total tembakan tanpa ada satupun yang on target.
Beda halnya dengan kisah Inter di babak kedua. Tepat di menit ke-58, akhirnya Nicolo Barella masuk menggantikan Cristian Eriksen.
Sepengamatan saya, ketika Eriksen keluar, maka Conte kembali bermain dengan formasi 3-5-2 di mana trio gelandang Barella-Brozovic-Vidal jadi pusat permainan.