Mohon tunggu...
Ozy V. Alandika
Ozy V. Alandika Mohon Tunggu... Guru - Guru, Blogger

Seorang Guru. Ingin menebar kebaikan kepada seluruh alam. Singgah ke: Gurupenyemangat.com

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi: Lelah

18 Oktober 2020   16:37 Diperbarui: 18 Oktober 2020   16:40 328
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Lelah. Foto oleh Doukan ahin di Unsplash

Sakit kepalaku meraung rindu yang tak kunjung berbalas. Cinta tampak bias, sebias kopi hitam yang hanya tersisa ampas.

Aku lelah. Penat separuh langit kuseret menuju pinggir pantai yang sedang surut. Pantai ramai dengan pasir, tapi aku sepi karena kosong.

Aku lelah. Cobalah angin bersanding dengan pasir lalu meliuk-liukkan sempena. Angin saja tak akan sanggup. Apalagi aku. Hati kita berat sebelah.

Kukatakan, sebentang rindu dari ujung utara ke selatan bukanlah alasan. Tuhan itu dekat. Juga mendekatkan. Barangkali, hanya aku yang meyakini temaram.

Apa, kau juga begitu?

Kita sama. Aku lelah. Kau pun begitu. Berpeluh diri ini menjemput senyum bibirmu dari jauh, tapi bahagiamu fatamorgana. Aku lebih ingin berkhayal dengan senyumku sendiri.

Kebahagiaanku tak melelahkan. Apalagi untuk mengganti alamat rindu. Lelah itu saat aku menanti. Ketika aku menjemputmu, semua akan selesai.

Curup, 18 Oktober 2020

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun