Mohon tunggu...
Ozy V. Alandika
Ozy V. Alandika Mohon Tunggu... Guru - Guru, Blogger

Seorang Guru. Ingin menebar kebaikan kepada seluruh alam. Singgah ke: Gurupenyemangat.com

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama FEATURED

Hari Guru Sedunia, Mari Menduniakan "Mindset dan Heartset" Mengajar ala Nusantara

5 Oktober 2020   19:31 Diperbarui: 5 Oktober 2021   15:31 1071
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
World Teachers' Day. Ilustrasi dari cem.org

Maka dari itulah, peran guru di negeri ini sangat penting, sangat krusial, dan tak bisa tergantikan.

Bahkan, salah seorang Profesor Kebijakan Pendidikan di Universitas New South Wales, Pasi Sahlberg sampai rela menulis artikel menggugah dengan judul "Lessons from the Pandemic: After the Virus: In Teachers We Trust". Berikut saya kutip sedikit gagasan beliau:

"Who are those who understand better than anybody what schools would need instead to improve teaching and learning for all children? The teachers."

" In other words, those who trust teachers tend to have brighter future."

Pasi Sahlberg menegaskan bahwa gurulah sosok yang lebih tahu tentang apa yang dibutuhkan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran untuk semua anak. Dan, mereka yang mempercayai guru cenderung memiliki masa depan yang cerah.

Lantas, sejauh apakah perhatian kita terhadap para guru di Nusantara?

  • Apakah kita sudah sering memotivasi, mendoakan, hingga mengapresiasi segala hal baik yang telah mereka lakukan untuk anak-anak kita?
  • Atau, malah kita yang sibuk menyalahkan guru karena lambatnya adaptasi mengajar di era pandemi, serta kurang maksimalnya kompetensi ajar?
  • Jangan-jangan, sebagian dari kita terlalu banyak mencela!

Padahal, salah satu kunci suksesnya seorang anak adalah berkat mindset dan heartset yang ditanamkan oleh guru saat mereka sekolah.

Saya juga punya kisah menggugah tentang "pola pikir" dan "pola hati" yang dituangkan guru lewat cara mengajarnya.

Dulu, sewaktu SMP saya adalah seorang pria yang pendiam, pemalu, serta kurang perhatian dengan masa depan. Tetapi, setelah bertemu dengan seorang guru Kesenian sewaktu SMA, hidup saya pun mulai berubah.

Saya diajak oleh beliau untuk membentuk ekstrakurikuler teater, dan ternyata mental saya benar-benar dirombak oleh sang guru. Saya yang dulunya ber-mindset acuh tak acuh akhirnya berubah menjadi sosok yang peduli dengan diri, bermental, mengedepankan adab, dan punya ambisi tinggi.

Rasanya, para pembaca sekalian, dulunya juga begitu, kan? Pasti ada mindset dan heartset hasil pengajaran guru yang mengubah hidup serta masa depan kita.

Mari Menduniakan "Mindset dan Heartset" Mengajar ala Nusantara

Saya selalu bangga diajarkan adab dan ilmu pengetahuan oleh guru saya. Begitu pula dengan Anda. Sedikit pandangan saya, yang menjadi nilai lebih dalam sistem pendidikan kita adalah keseriusan pembenahan karakter, menjunjung tinggi nasionalisme, serta kekayaan budaya lokal.

Nilai lebih ini adalah cita-cita pendidikan kita sebagaimana yang tertuang dalam UU Sisdiknas No. 20 Tahun 2003 pasal 3. Cita-cita pertama adalah membentuk manusia beriman dan bertakwa, dilanjutkan kepada akhlak mulia (karakter), kecakapan ilmu, hingga nasionalisme.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun