Misalnya, guru menghubungan materi pembelajaran minggu lalu dengan materi pembelajaran minggu ini supaya siswa "nyambung". Kalaupun materinya baru, maka guru bisa memasukkan objek atau gejala sosial tertentu di awal pembelajaran. Agar?
Agar siswa mendapatkan persepsi. Seheboh apa siswa dalam menanggapi pembelajaran yang akan berlangsung akan menjadi penentu kesuksesan belajar pada hari itu.
Biasanya, dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), apersepsi dimasukkan di kolom kegiatan pendahuluan (awal) berbarengan dengan kegiatan salam, sapa, doa, presensi serta menyanyikan salah satu lagu wajib nasional.
Namun, dalam pelaksanaannya, tidak semua guru ingat tentang betapa pentingnya apersepsi. Kalau para pembaca mau memeriksanya, coba saja bertanya kepada anak-anak bahwa mereka sudah belajar apa di hari ini.
Kalau anak bisa menjelaskan--minimal judul materi ajarnya--kepada kita dengan tanpa kebingungan, berarti guru yang mengajar sempat melakukan apersepsi.
Tapi kalau anak tidak ingat, maka bisa jadi apersepsinya terlupa sehingga anak tadi belajar dengan keadaan "roh" belajarnya tertinggal entah di mana.
Pentingnya Apersepsi dalam Menjemput "Roh Belajar" Siswa yang Tertinggal
Mengapa "roh belajar" siswa tak boleh tertinggal saat mengikuti pembelajaran? Ialah karena siswa bukanlah sebuah robot. Kalau yang hadir di kelas nyata maupun maya hanyalah raga siswa, maka kesan belajar akan susah singgah ke dalam hati siswa.
Siswa mungkin sedang duduk rapi di kelas, tapi roh alias konsentrasi pikir dalam bayangnya, kita tidak tahu entah ke mana, kan? Syahdan, siswa sedang duduk cantik menatap layar virtual, tapi roh belajarnya belum tentu ikut "cantik", kan?
Entah siswa hari itu sedang memikirkan deadline tugas mata pelajaran lain, entah siswa sedang memikirkan bahwa kuota internetnya akan cukup atau tidak, semuanya adalah masalah yang mengakibatkan roh belajar siswa pergi jauh meninggalkan kelas.
Maka dari itulah, penting bagi guru untuk selalu melakukan apersepsi di awal kegiatan pembelajaran. Terang saja, dunia guru dan dunia siswa itu berbeda, sedangkan apersepsi adalah jalan penghubung alias batu loncatan untuk menyatukan dunia yang berbeda tadi.