Mohon tunggu...
Ozy V. Alandika
Ozy V. Alandika Mohon Tunggu... Guru - Guru, Blogger

Seorang Guru. Ingin menebar kebaikan kepada seluruh alam. Singgah ke: Gurupenyemangat.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Hati-hati! Inilah 7 Gejala Luka Batin yang Sering Melanda Orang Dewasa

29 September 2020   20:38 Diperbarui: 29 September 2020   20:41 5091
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Luka Batin. Gambar dari Pixabay

Terkadang, setumpuk masalah inilah yang mengakibatkan seseorang jadi sulit konsentrasi di kantor kerja. Kinerja juga demikian, jadi kurang greget dan cukup angin-anginan menimba masa depan. Hemm.

Keenam, Penuh Prasangka dan Rasa Bersalah

Mengapa bila lahir prasangka di batinnya orang dewasa? Barangkali, dulunya pernah dikhianati, pernah merana karena putus cinta, juga bawaan luka batin sejak belia sepertinya.

Terang saja, kisah kelam karena pernah dikhianati di masa lalu bisa jadi melahirkan persepsi negatif bila dipelihara lama-lama. Niatnya mungkin baik, yaitu tidak ingin mengalami kisah pilu yang sama di masa depan. Tapi, luka batinnya itu loh, kan sakit! Hemm.

Terlebih lagi jika seorang dewasa tadi pernah melakukan kesalahan yang hatinya sendiri saja belum bisa menerima. Tentu saja rasa bersalah semakin mudah datang dan singgah di hati. Lama atau tidak, itu kembali lagi kepada dirinya. Mujur bisa buru-buru diusir sebelum seorang dewasa tadi berpikirnya tentang mati, ya!

Ketujuh, Kurangnya Self Esteem

Ternyata, kurangnya self Esteem alias penghargaan terhadap diri sendiri juga merupakan salah satu gejala luka batin loh! Dalam dunia psikologi, self esteem yang rendah dapat menyebabkan seseorang terserang penyakit mental "Self Esteem Attack".

Terlalu cemas dengan kekurangan diri, terlalu mudah merasa bersalah, sukar menerima motivasi, hingga terlalu mudah mencaci diri adalah sedikit contoh perwujudan dari kurangnya penghargaan terhadap diri.

Padahal, yang namanya kesalahan itu adalah kewajaran, kan? Padahal lagi, seseorang perlu segera move on dan menerbitkan kegalauan hati agar menjadi terang-benderang, kan?

Artinya, seorang yang dewasa tak perlu terlalu gelisah meratapi kesalahan yang pernah dilakukan. Buih-buih gejala luka perlu segera disingkirkan dan diri ini perlu lebih menghargai diri sendiri.

Baca juga: Hargai Dirimu, Hidup Ini Tak Seindah Serial Doraemon!

Cara selanjutnya, bagaimana? Selain berusaha untuk menghargai diri, sebagai seorang hamba kita perlu untuk lebih sering berkhuznudzan alias berprasangka baik kepada Allah.

Kita perlu memahami dan mendalami bahwasannya takdir adalah salah satu jalan agar Tuhan lebih dekat dengan hamba-Nya. Bukankah prasangka Allah sesuai dengan prasangka hamba-Nya?

Jadi, positive thinking terhadap berbukit-bukit kisah pilu dan segunung masalah, memaafkan diri dan memaafkan kesalahan orang lain adalah cara bijak bagi orang dewasa untuk membersihkan hatinya dari luka batin.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun