Tentu saja, aku yang hanya mendampingi sahabatku saja sempat kewalahan mendeskripsikan barang jualan.
beruntung aku menunggu lapak ini hanya setengah jam!
Bahkan, saat diminta untuk menjaga lapak popcorn, aku sampai lupa di mana letak kantong plastik pembungkus popcorn. Malah si pembeli yang menunjukkannya kepadaku. Kataku dalam hati:Dan setelah sahabatku datang, barulah kami berdiskusi hangat mengulik topik "mental jualan". Memang terasa betul dag-dig-dug-nya jikalau berdagang seorang diri di tengah keramaian.
Ku kira, di era milenial seperti saat sekarang ini keadaannya juga masih sama. Walaupun sebagian lapak jualan sudah berpindah ke media sosial, tapi bukan perkara mudah untuk selalu rajin memposting barang dagangan.
Karena aku sendiri juga sudah mulai berjualan dalam beberapa bulan ini, aku pun merasa bahwa terkadang ada rasa "tak enak" hati untuk terus mempromosikan produk jualanku. Apalagi saat jumlah like terhadap postinganku sedikit, "iman jualan" serasa naik turun. Hahaha
Padahal, ya, itu tadi. Kalo enggak promosi, gimana mau laku! Terang saja, larisnya sebuah produk jualan tidak semata-mata dilihat dari banyaknya like terhadap postingan di medsos. Siapa tahu para pelanggan langsung japri si penjual, kan? Pasti begitu kok.
Berjualan Itu Tak Selalu Laku
Berjualan di era milenial itu serba laris dan cenderung laku banyak? Oh, belum tentu. Memang benar bahwa para penjual suka update status tentang testimoni produk--termasuk aku sendiri--syahdan postingan mereka dikerumuni banyak komentar.
Tapi, para pelanggan yang "naksir" sampai akad tidak sebanyak itu. Malahan, postingannya sekadar ramai komentar saja tanpa ada yang beli.
Apalagi di era milenial, terkadang teman-teman dunia maya hanya berniat untuk meramaikan lapak online para pedagang.
Beruntunglah kita bila mempunyai teman-teman yang seperti itu. Mereka baik hatinya, dan di balik komentar itu, mereka biasanya menyelipkan doa untuk kesuksesan kita. Aamiin. Begitulah seni jualan di era milenial.
Ketika barang dagangan sedang laris, rezeki datang mulus ibarat tumpahan air hujan dari langit. Tapi, ketika barang sedang sepi pelanggan, rezeki berasa tersendat layaknya pohon jagung muda yang tumbuh di tanah yang tandus.