Secara, Inter Milan masih punya utang untuk membayar gaji mantan pelatih Luciano Spalletti yang kontraknya baru habis di 2021. Kalau Conte juga out dan Allegri bergabung dengan Nerazzurri, otomatis Steven Zhang membayar 3 gaji pelatih sekaligus. Kan rugi!
Eksistensi Formasi "Gaek" 3-5-2 Terselamatkan
Selain "menyelamatkan" finansial klub, rasanya kepastian bertahannya Conte di Inter Milan juga seakan menjadi penyelamat formasi tradisional 3 bek untuk tetap berkiprah di ajang kompetisi Eropa musim depan.
Terang saja, Antonio Conte boleh kita sebut sebagai salah satu pelatih terbaik yang menggunakan formasi trio bek. Di Inter Milan, Conte betah dengan formasi 3-5-2 dengan menempatkan Godin-de Vrij-Bastoni sebagai pilar utama. Sesekali ia mencoba formasi 3-4-1-2, tapi malah kurang greget.
Sebenarnya formasi terbaik 3 bek versi Conte adalah 3-4-3. Sebagai bukti, lihat saja betapa garangnya kiprah Chelsea saat dilatih olehnya hingga berhasil merengkuh juara English Premier League musim (2016--2017).
Formasi dasarnya adalah 3-5-2, namun Conte bisa mengubahnya menjadi 3-4-3, 3-4-2-1, atau bahkan 3-5-1-1. Dengan adanya 3 gelandang dan 2 sayap yang suka bolak-balik, penguasaan bola bisa jadi keuntungan tersendiri saat menggunakan formasi ini. Tapi, tergantung skills para gelandang itu sendiri, sih.
Saat menukangi Chelsea, Conte dikaruniai gelandang hebat seperti Kante, Fabregas, dan Matic, Sedangkan di Juventus, Conte punya Vidal, Pirlo serta Pogba. Begitu pula saat Conte menukangi Gli Azzurri.
Tapi sayang, untuk sekelas klub yang berlaga di kompetisi selevel benua Eropa, formasi tradisional 3 bek mulai jarang digunakan.
Formasi yang kabarnya dikenalkan oleh Carlos Billardo dari Argentina dan Franz Beckenbauer dari Jerman Barat pada Piala Dunia 1986 Meksiko ini setauku bisa berbicara banyak saat dipakai oleh klub Atalanta, Lyon, dan Inter Milan di kompetisi Eropa musim ini.
Hasilnya, Atalanta gagal di fase Quarter Final Liga Champions kontra PSG, Lyon gagal melumat Bayern Munchen di Semifinal Liga Champions, Inter gagal mencukur Sevilla di Final Europa League.
Untuk sekelas formasi Gaek, rasanya ketiga klub ini boleh disebut sukses. Terang saja, di 3 periode Liga Champions (2017/2018, 2018/2019, 2019/2020), belum ada klub pengguna formasi 3-5-2 yang sampai ke final.