Mohon tunggu...
Ozy V. Alandika
Ozy V. Alandika Mohon Tunggu... Guru - Guru, Blogger

Seorang Guru. Ingin menebar kebaikan kepada seluruh alam. Singgah ke: Gurupenyemangat.com

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

3 Mindset Mengajar yang Perlu (Kembali) Diperbaharui oleh Guru Era Pandemi

23 Agustus 2020   20:38 Diperbarui: 24 Agustus 2020   08:25 3144
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Taxonomy Bloom. www.szu.at

Guru terlalu sibuk "memantaskan" dirinya untuk menjadi sumber dan penyedia pengetahuan yang lengkap sehingga kesempatan siswa untuk mencari dan berusaha menjadi berkurang.

Maka dari itulah, mindset bahwa pembelajaran mesti dipusatkan kepada siswa perlu kembali diperbaharui. Walaupun sistemnya PJJ, bukan berarti siswa berhenti menjadi seorang pelajar yang interaktif. Beberapa kali, mereka juga perlu mengalami dan menjadi sentral pembelajaran.

Guru sebagai Kolabolator

Ketika pembelajaran tatap muka berlangsung, barangkali ketika itu pula seorang guru akan dipandang sebagai sosok pakar. Guru semakin mudah menuangkan isu-isu, fakta-fakta, hingga konsep pengetahuan yang unggul secara kuantitas sembari berkolaborasi dengan siswa.

Namun, di era pandemi semuanya bisa berubah. Karena keterbatasan kesempatan untuk bertatap muka, baik secara nyata maupun virtual, guru punya peluang lebih besar untuk memegang kendali pembelajaran secara penuh.

Sesekali sih, tak begitu masalah. Tapi kalau sudah jadi kecenderungan, ini alamat bahaya.

Terang saja, tidak semua siswa memiliki kemampuan belajar yang sama, baik secara finansial, material, maupun kesempatan. Rugi akhirnya bila ada sebagian siswa yang tak mendapatkan layanan pembelajaran yang sama rata dan sama rasa.

Jadi, di sini, mindset mengajar guru perlu diarahkan kepada pentingnya kolaborasi dan peran guru sebagai penyedia alternatif pembelajaran. Sederhananya, sesekali dengarlah saran siswa maupun orangtua murid.

Mengajak Siswa untuk Berpikir Kritis dan Lebih Berani Mengambil Keputusan

Bukankah Kurikulum Nasional saat ini sudah menuntun siswa untuk berpikir kritis (critical thinking)? 

Tentu saja, demi mengajak menyelami pengetahuan secara lebih "dalam" lagi, pembelajaran perlu diarahkan kepada Higher Order Thinking Skills (HOTS).

Kebiasaan untuk mengukur keterampilan siswa dari sisi pengetahuan, pemahaman, mengingat, menghafal, dan aplikasi perlu diarahkan ke arah analisis, evaluasi hingga sintesis.

Taxonomy Bloom. www.szu.at
Taxonomy Bloom. www.szu.at

Terang saja, pengetahuan di zaman sekarang tidaklah cukup untuk sekadar tahu, melainkan juga harus dipikirkan bahwa siswa akan menciptakan apa dari pengetahuan tersebut. Kalau sekadar tahu, google lebih tahu. Masa iya siswa harus kalah dengan mesin yang tak punya perasaan! Ups

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun