Tapi, dari sisi keselamatan anak-anak? Peluang adanya klaster baru sangat memungkinkan, dan corona bisa saja menginfeksi para pelaku pendidikan di sekolah.
Kalaulah sandaran utama kebijakan ini adalah menempatkan unsur keselamatan sebagai prioritas, rasanya pembukaan sekolah 3T di zona kuning belum bisa kita kategorikan sebagai keputusan yang bijak.
Mas Nadiem perlu mencari solusi lain yang lebih kreatif untuk menyertakan anak-anak kita di sekolah 3T untuk mendapatkan pendidikan walau mereka tak didukung oleh adanya sinyal.
Sembari menemukan alternatif lain, diharapkan pemerataan infrastruktur yang berkaitan dengan sinyal internet bisa dipercepat. Sungguh, sekolah 3T semakin bingung dengan keterbatasan.
Salam.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H