Mohon tunggu...
Ozy V. Alandika
Ozy V. Alandika Mohon Tunggu... Guru - Guru, Blogger

Seorang Guru. Ingin menebar kebaikan kepada seluruh alam. Singgah ke: Gurupenyemangat.com

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Pak Jokowi Sudah Kurban Sapi, Mas Nadiem Mau "Kurban" Apa untuk Pendidikan?

1 Agustus 2020   12:49 Diperbarui: 1 Agustus 2020   14:14 425
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mendikbud mengunjungi sejumlah sekolah di Bogor untuk memantau PJJ di sekolah tersebut, Bogor, Jawa Barat, Kamis (30/7/2020). Foto: ANTARA/Katriana

Yaqrabu dalam bahasa Arab merupakan Fi'il Mudhari' yang berarti sedang atau akan melakukan tindakan "mendekati." Sedangkan Qaruba adalah Fi'il Madhi' yang berarti telah melakukan tindakan "mendekati."

Jadi, dari sini, mana tindakan Mas Nadiem yang sedang dilakukan, yang akan dilakukan, dan yang telah dilakukan untuk mencapai "kedekatan" di bidang pendidikan?

Terkait dengan masalah PJJ, hal yang telah dilakukan Mas Nadiem adalah melahirkan kebijakan penggunaan Dana BOS untuk pembelian kuota internet. Selain itu, beliau juga sudah mengadakan kerja sama dengan beberapa aplikasi digital dan provider internet untuk mendukung PJJ.

Lalu apa lagi?

Mas Nadiem telah melakukan jalan-jalan alias kunjungan ke SDN 1 Polisi, Kota Bogor, Jawa Barat, Kamis (30/7/2020).  Di sana sang Mendikbud melakukan audiensi dengan para guru dan membahas tentang PJJ.

Mendikbud mengunjungi sejumlah sekolah di Bogor untuk memantau PJJ di sekolah tersebut, Bogor, Jawa Barat, Kamis (30/7/2020). Foto: ANTARA/Katriana
Mendikbud mengunjungi sejumlah sekolah di Bogor untuk memantau PJJ di sekolah tersebut, Bogor, Jawa Barat, Kamis (30/7/2020). Foto: ANTARA/Katriana

Alhasil, beliau mendapatkan inspirasi pembelajaran baik yang bersistem daring maupun luring dan menyanjung para guru di sana karena sudah kreatif mengajar menggunakan berbagai platform.

Nah, apakah kegiatan kunjungan ini sudah cukup mewakili seluruh sekolah? Tentu saja belum, maka dari itulah kata "platform" saya tebalkan sekaligus digarisbawahi. Mas Nadiem belum dekat dengan sekolah 3T. Artinya, kedekatan beliau terhadap permasalahan PJJ masih setengah jalan.

Mas Nadiem belum mendekati siswa yang belum punya smartphone, siswa yang numpang WiFi di polsek, orangtua yang sudah berat hari membeli kuota, serta sekolah-sekolah terpencil.

Kalau terus dibiarkan, polemik PJJ tidak akan berkesudahan. Sepertinya, Mas Nadiem perlu memetakan kebutuhan PJJ. Mas Nadiem perlu lebih dekat dengan dinas pendidikan daerah sebagai jalan menuju kedekatan pendidikan yang sesungguhnya.

Terang saja, sekolah-sekolah yang menggelar PJJ bukanlah sekolah yang berada di Jawa saja. ada Sumatera, Kalimatan, Sulawesi, Nusa Tenggara, hingga Papua.

Ketua Komisi X DPR RI Syaiful Huda juga telah meminta hal ini kepada Mas Nadiem dan Kemendikbud. Tidak bisa tidak, karena PJJ tidak bisa dipaksakan di semua tempat.

"Peta kebutuhan sebenarnya pelajar kita yang tidak punya HP, lalu tidak bisa beli pulsa ya, hampir tembus 70 juta," kata Huda saat dihubungi Kompas.com, Kamis (30/7/2020).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun