Mohon tunggu...
Ozy V. Alandika
Ozy V. Alandika Mohon Tunggu... Guru - Guru, Blogger

Seorang Guru. Ingin menebar kebaikan kepada seluruh alam. Singgah ke: Gurupenyemangat.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen: Teman Kondangan Honorer

22 Juli 2020   22:13 Diperbarui: 22 Juli 2020   22:14 374
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Dek, sedang apa sekarang?"

"Sedang nyantai aja. Ada apa bang Lepon?"

"Ini dek, abang mau ngajak adek kondangan ke tempatnya sahabat abang. Besok siang acaranya, adek bisa?"

"Hemm, gimana ya bang. Adek malu..."

Bang Lepon, begitulah nama panggilan pemuda yang berstatus anak kuliahan itu. Lepon cukup terkenal di kampusnya.

Selain ganteng, mukanya juga mulus dan putih layaknya kelereng susu. Dan hatinya, sangat manis persis adonan gula merah. Tak heran, banyak gadis yang menyimpan kontaknya. Termasuklah salah satunya, dek Ula.

Seharusnya dek Ula beruntung dan bangga karena telah mendapatkan chat Whatsapp langsung dari Lepon. Secara, menurut cerita gadis-gadis asrama kampus, Lepon orangnya sangat cuek. Malas balas chat, malas mengangkat video call, dan kalaupun mau balas, pasti lama.

Meski dinilai super cuek, Lepon ternyata masih jomlo. Padahal gadis-gadis yang senior di kampus menduga bahwa Lepon adalah playboy, ternyata tidak.

Tapi entah bagi dek Ula. Walaupun gadis yang bernama lengkap Ula Erah ini terkenal bersenyum manis, tapi dia sebenarnya sangat-sangat pemalu. Ula sebenarnya hanya mengagumi Lepon dalam diam. Karena mau mengajak Ula kondangan, mungkin Lepon cukup peka dengan perasaan Ula.

"Ayolah dek Ula, abang gak ada teman lain untuk kondangan. Abang malu kalau harus pergi sendirian!"

"Tapi... Sebentar saja ya bang. Kita datang, duduk, gak usah makan, setelah itu langsung salaman sama pengantin, lalu pulang!"

"Oke sip dek. Besok abang jemput ke rumah jam 1 siang. Makasih ya, dek Ula!"

Jelas dan terjawab sudah bagaimana sesungguhnya kekaguman Ula. Kagum dalam diam itulah yang menyebabkan Ula tak berkutik. Ula rela menahan rasa malu demi bisa jalan berdua dengan Lepon. Walaupun pertemuan esok tidak lebih dari 1 jam, pasti bahagianya berasa seperti setahun.

***

Minggu siang pukul 12.55, ternyata Lepon sudah berada di depan pintu rumah Ula. Inilah salah satu kelebihan Lepon dibandingkan pemuda-pemuda lainnya. Lepon sangat displin orangnya. Janji baginya adalah sesuatu yang harus dibayar tepat waktu. Begitu pula dengan pertemuan.

"Permisi, Ula....Permisi..."

Tak begitu lama setelah Lepon mengetuk, Ula pun keluar dan membukakan pintu.

Ula kaget, ternyata Lepon sudah di berada tepat di depan wajahnya. Rambut Lepon yang lurus malah makin rapi berkat minyak rambut. Begitu pula dengan setelan kemejanya, sungguh perwujudan kegantengan yang nyata.

"Dek Ula, yok kita berangkat sekarang saja. Helm ada, kan?"

"Oke bang, ada. Tunggu sebentar ya bang."

Ula ternyata cantik juga kalau sudah berhias. Lepon cukup terpesona dengan penampilan gadis ini. Pakai gamis, bedaknya tidak terlalu tebal, dan lipstik merah muda. Sungguh memesona.

Tak berselang lama, Lepon dan Ula berangkat ke tempat resepsi dengan mengendarai satu motor matic. Ya, mereka berboncengan.

Sesampainya di tempat resepsi, rencana pun sukses dijalankan. Lepon dan Ula hanya mengisi buku tamu, menyerahkan amplop, berjabat tangan dengan kedua mempelai, lalu langsung pulang. Seperti kehendak Ula, mereka tak makan sama sekali. Bahkan, cicip kue pun tidak.

"Dek Ula, abang lapar nih, kita makan bakso aja, ya?"

"Hemm, oke deh bang, adek nurut aja."

Ula senang bukan kepalang. Kapan lagi ia bisa bersama-sama dengan Lepon. Saat duduk satu meja di warung bakso, Ula malah beberapa kali minta foto selfie dengan Lepon. Beruntung, Lepon menyetujuinya. Tapi, setelah keduanya pulang, kisah kedekatan ini nyaris tamat.

Bermula di tempat kondangan, dan berakhir di warung bakso. Kiranya seperti itulah rencana kreatif yang ada di pikiran Lepon. Ia lega karena utang kedatangan ke resepsi nikahan sahabat sudah terbayarkan.

Sedangkan perasaan Ula? Ah, tidak ia pedulikan lagi. Semenjak hari itu, Lepon tak pernah lagi mengontak Ula. Dan Ula, sesekali gadis ini hanya mengomentari postingan-postingan Lepon di status Whatsapp. Itu pun balasannya sangat lama. Paling cepat 1 hari. Selebihnya hanya diread.

Karena tak tahan atas kegalauan, seminggu setelah pertemuan romantis itu Ula langsung curhat dengan sahabatnya di asrama kampus. Namanya Andan Angi. Andan adalah mahasiswi yang aktif di kampus dan cukup tahu dengan gerak-gerik Lepon selama ini.

"Say, ceritakan kepadaku semua tentang bang Lepon yang kamu ketahui!"

"Hahaha, bang Lepon? Jangan-jangan kamu baper, ya kan?"

"Sudahlah, ceritakan saja semuanya!"

"Begini, dua bulan yang lalu aku juga pernah diajak kondangan oleh si pemuda yang katanya ganteng itu. Kami kondangan sebentar, setelah itu kami makan mie ayam."

"Lha, kok ceritamu sama dengan kisahku, say?"

"Bukan kisahmu saja duhai Ula, tapi kisah 12 gadis lain seperti kita!"

"Ahh, tapi aku masih kagum dengan bang Lepon. Dia ganteng, dia manis, dia putih. Perfect dia bagiku!"

"Mengapa kamu tidak membela dirimu sendiri? Membela bang Lepon itu nggak ada dalilnya, say!"

Akhirnya kebaperan Ula lenyap seketika. Gadis dengan senyuman manis ini langsung sadar bahwa ternyata Lepon hanya memperalat para pengagum sepertinya.

Bagi Ula dan Andan dan 12 gadis lainnya, Lepon tak lebih hanyalah seorang pemuda yang mencari teman kondangan honorer. Ya, honornya hanyalah semangkuk bakso, juga semangkuk mie ayam.

Salam.

Curup, 22 Juli 2020

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun