Hal ini kemudian kembali mengingatkan kita kepada kewajaran bahwa Mas Nadiem memang belum begitu dekat dengan pendidikan.
Wajar bila Mas Nadiem kaget, karena beliau bukan praktisi pendidikan. Dan wajar pula bila Mas Nadiem bingung, karena beliau belum "jalan-jalan" di lapangan. Akhirnya, kewajaran inilah yang kemudian memunculkan keraguan atas kinerja Mas Nadiem ke depannya.
Kebetulan pula saat ini wacana reshuffle cukup keras didengungkan. Menimbang permasalahan sektor pendidikan yang belum kunjung mendapatkan penilaian "baik", maka Mas Nadiem juga mesti extraordinary dalam bekerja.
Adanya anggapan bahwa Mas Nadiem bersama Kemendikbud hanya sedang menabur angin surga adalah imbas dari belum tampaknya perbaikan di bidang pendidikan.
Sebagai seorang Mendikbud, sudah semestinya komitmen akan janji-janji pendidikan dipertegas dengan keseriusan dan tindakan cepat-tanggap terhadap masalah-masalah pendidikan yang krusial.
Sama halnya seperti guru, baik Mas Nadiem maupun Kemendikbud harus banyak aksi, banyak komunikasi, dan banyak memunculkan solusi. Kecuali kalau mereka adalah pengamat pendidikan, itu beda lagi.
Jadi, bergegaslah, Mas Nadiem. Jika masalah pendidikan terus dibiarkan merajalela, nanti kredibilitas Mendikbud akan melayang pergi.
Salam.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H