Bagaimana tidak dekat, saat mulai bermain PES kami akan bergantian menginap di rumah teman. Hari ini di rumah A, lusa di rumah B, dan minggu depan di rumah C. Gara-gara itu, kami jadi akrab tidak hanya sesama teman melainkan juga orang dengan tuanya. Keren, kan?
Jadi komplit, deh. Kami yang awalnya hanya kenal di kampus dan berteman, tiba-tiba jadi sahabat. Yang lebih hebatnya lagi, kebetulan waktu itu kami tergabung dalam salah satu organisasi intra-kampus di mana saya jadi ketuanya.
Coba bayangkan, ketuanya main PES, wakilnya juga, anggota-anggotanya begitu pula. Seru, kan? Kadang saat dapat jadwal kuliah siang dan tak tahu harus menumpang istirahat di mana, saya bersama teman-teman biasanya berteduh di sekretariat organisasi sembari main PES.
Nah, di sinilah manfaat ikut organisasi kampus itu begitu berasa. Gara-gara ikut organisasi, akhirnya kami punya tempat berteduh. Jadi, tidak hanya teman saja. Hehehe
Belum selesai di sana, kesenangan bermain PES 2013 juga mampu memacu semangatnya anak kuliahan. Hal ini begitu terasa saat kami sedang mencapai tahap akhir dari kuliah, yaitu bimbingan skripsi.
Awalnya karena saya pikir skripsi itu ruwet, njelimet, dan ribet akhirnya instalasi PES 2013 di laptop saya hapuskan. Tapi, karena suasana hati jadi galau akibat di tarik ulur oleh dosen pembimbing, akhirnya game PES 2013 saya instal dan makin sering kami mainkan lagi.
Kapan lagi, coba? Masa-masa bimbingan skripsi itu sejatinya begitu membosankan dan melelahkan. Ada jadwal bimbingan pagi, tapi tiba-tiba saja dosen pembimbingnya minta sore hari saja. Makin galau rasanya jika kita sebagai mahasiswa harus menunggu selama itu.
Daripada bosan, ya sudah. Mendingan kami menunggu di kampus sembari main PES. Tinggal hafalkan nomor plat mobil sang dosen, maka siapa pun dari kami yang kalah harus mengamati mobil si dosen pembimbing. Kalau ada yang lewat, langsung deh kami bimbingan. Cocok, kan!
Di sanalah kemudian timbul semangat dari diri masing-masing kami. Jika teman sebelah sudah acc bab III, maka teman-teman lainnya akan lebih semangat lagi untuk memperbaiki. Bahkan, kalau saja ada salah satu dari kami yang lelet soal bimbingan, datanglah sebuah sindiran:
"Ooi, Bro. Kamu nih, main PES sudah kalah, revisi bab II pun belum selesai. Gesit bro, gesit!"
Lengkap sudah hinaan itu. Bayangkan saja bila saat mendapat sindiran seperti itu ternyata kita sedang sendiri. Bisa-bisa hati tambah galau dan tak mau makan 10 hari! Hahaha