Kata guru-guru senior saat saya bekerja di SMP dua tahun lalu, mengajar SD itu cenderung enak, asyik, dan mudah. Menurut opini sekilas mereka, anak-anak SD itu mudah diatur dan materinya tidak sampai seberat batu gunung.
Karena hanya berupa opini sekilas, saya pun sempat berpikir dan mengambil kesimpulan sekilas pula di waktu itu.Â
Saya ingat-ingat sebentar kenikmatan sekolah di masa-masa SD, dan kemudian muncullah persepsi bahwa mengajar di SD mungkin cukup mudah.
Wajar kiranya persepsi ini muncul baik dari alam pikir saya maupun guru-guru senior yang mengajar di SMP.
Secara, materi anak-anak SMP semakin bertambah tahun semakin kompleks dan susah. Rasa-rasanya kalau seorang guru setop baca buku sebentar saja, langsung hilang rumus dan dalil yang sebelumnya merekat kuat dalam ingatan.
Hanya saja, kalau guru-guru SMP punya anggapan bahwa mengajar di SD lebih mudah, berarti guru-guru SD bisa saja menilai bahwa mengajar di TK/PAUD lebih mudah lagi, kan?
Walaupun hanya persepsi sekilas tapi jika terus digeluti tidak akan ketemu ujungnya. Gara-gara ini, mungkin saja ada orang yang menganggap bahwa mengganggur itu lebih mudah! Hemm
Kenyataannya, setiap profesi guru dengan berbagai tingkatan satuan pendidikan punya kesulitan masing-masing dan kesulitan itu juga saya alami sebagai guru SD.
Pada awalnya saya cukup yakin bahwasannya mengajar di SD itu relatif mudah, santai dan tidak melelahkan. Tapi setelah dijalani?Â
Ada juga kesulitan-kesulitan yang menjadi tantangan besar bagi saya. Tambah lagi, saya mengajar di SD pelosok. Semakin terasa kesulitannya.
Bukan soal jarak, bukan pula soal kemiskinan teknologi dan fasilitas pembelajaran. Menurut saya, kesulitan terbesar sebagai guru di SD pelosok adalah pada saat mengajarnya.