Yang membuat kami semangat adalah hadirnya guru-guru senior yang mau bertanya, belajar, dan mencoba untuk bisa. Coba bayangkan, ada guru yang rambutnya sudah memutih tapi rajin bertanya di sesi diskusi pelatihan. Sebagai guru muda, semangat saya berasa makin membara.
Hanya satu hal yang cukup disayangkan, yaitu kami belum mampu menerapkannya di sekolah karena terkendala oleh belum tersedianya fasilitas. Coba saja di daerah kami sinyal internet lancar, kan kita bisa maju sama-sama!
Tapi kalau kita kembali berbicara tentang fasilitas pendidikan berikut dengan pemerataannya, rasa-rasanya mustahil negara akan memangkas kesenjangan dalam waktu dekat. Yang penting guru-guru pelosok punya kesadaran luar biasa untuk mengasah kompetensi.
Jujur saja, sebagai guru di sekolah yang miskin fasilitas kami cukup lelah untuk terus berjalan kaki mengejar ketertinggalan pendidikan. Ingin juga sesekali naik kendaraan. Kan enak, kaki tidak cepat pegal dan badan tidak terlalu lelah saat mencerdaskan anak-anak bangsa.
Salam.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H